Pesilat di Sragen Tendang Perut Yuniornya yang Masih 13 Tahun Hingga Tewas
Pesilat 13 Tahun Meninggal Setelah Ditendang Senior Saat Uji Kekuatan Perut, Bantah Tak Ada Unsur Dendam
Editor: Sugiyarto
TRIBUNJABAR.ID - Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sragen, Jumbadi membenarkan ada salah seorang anggotanya yang merupakan pesilat cilik, MA (13) meninggal saat latihan di Gemolong.
MA meninggal setelah menerima tendangan di bagian perut oleh salah seorang seniornya, FAS (16).
"Ini sebenarnya latihan biasa tidak ada unsur apa-apa, unsur dendam atau kesengajaan atau apapun tidak ada," kata Jumbadi.
Baca: Penjelasan Ketua PSHT Sragen Terkait Tendangan di Perut Yang Tewaskan Pesilat Ciliknya
"Tendangan perut itu biasa, kalau tendangan perut hanya untuk menguatkan (bagian) perut, bukan tendangan disengaja dengan kekuatan si penendang," tegas Jumbadi.
Jumbadi menuturkan, FAS sudah diperkenankan melatih karena telah disahkan menjadi warga PSHT bulan September 2019.
"Yang melatih sebenarnya kalau di SH Terate, kalau sudah menjadi pendekar atau disahkan menjadi warga sebenarnya sudah (boleh)," tutur Jumbadi.
Baca: Ungkapan Ayah Pesilat Cilik yang Tewas Ditendang Perutnya
"Yang melatih di wisuda tahun ini bulan suro kemarin, bulan september itu," imbuhnya membeberkan.
Jumbadi memastikan FAS sudah mendapat sejumlah pembekalan sebelum diperkenankan melatih salah seorang anggota.
"Sebelumnya sudah mendapat pembekalan-pembekalan secara teori, cara melatih, cara mendidiknya, semua sudah dikasihkan," tandasnya.
Uji Kekuatan Perut
Sebelumnya, pesilat cilik berinisial MA (13) asal Desa Saren, Kecamatan Kalijambe, Sragen tewas saat mengikuti latihan rutin perguruan pencak silat Persatuan Setia Hati Terate (PSHT).
Kematian MA yang merupakan siswa MTS di Sragen itu diduga karena mendapatkan latihan fisik dan tendangan dari seniornya, berinisial FAS (16) asal Dusun Donoyudan, Kalijambe, Sragen.
Peristiwa nahas itu terjadi saat korban latihan di Dukuh Ngrendeng, RT 22, Desa Kaloran, Kecamatan Gemolong.
Informasi yang diterima TribunSolo.com, saat itu korban mengikuti latihan uji kekuatan perut.
Baca: Fakta-fakta Siswa MTs Tewas Setelah Perutnya Ditendang Oleh Pelatih Pencak Silatnya
Plt Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Harno mewakili Kapolres Sragen, AKBP Yimmy Kurniawan membenarkan kejadian itu.
“Betul, ada kejadian itu,” ucap AKP Harno kepada TribunSolo.com, Senin (25/11/2019).
Harno mengungkapkan kejadian malang itu terjadi saat PSHT melakukan latihan di Dukuh Ngerendeng RT 22, Dusun Kaloran, Kecamatan Gemolong, Sragen pada Minggu (24/11/2019) sekitar pukul 23.00 WIB.
“Sudah kita amankan, sudah kita mintai keterangan,” ungkap Harno.
“Memang benar yang bersangkutan nendang (menendang) di bagian perut,” imbuhnya membeberkan.
Adapun senior yang diduga menendang tersebut lanjut mantan Kasatreskrim Polres Sragen itu, telah meringkuk di Mapolres Sragen.
“Sudah kita amankan di kantor untuk kita lakukan proses penyelidikan,” ujar Harno.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Pesilat 13 Tahun Meninggal Setelah Ditendang Senior Saat Uji Kekuatan Perut, Bantah Ada Unsur Dendam, https://jabar.tribunnews.com/2019/11/26/pesilat-13-tahun-meninggal-setelah-ditendang-senior-saat-uji-kekuatan-perut-bantah-ada-unsur-dendam?page=all.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.