Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bongkar 'Human Trafficking' di NTT, Berkedok Uang Sirih Pinang dan Incar Anak dari Keluarga Miskin

Belum termasuk tenaga kerja ilegal yang jumlahnya capai puluhan ribu orang. Para TKI ilegal itu sebagian besar merupakan korban perdagangan manusia.

Editor: Asytari Fauziah
zoom-in Bongkar 'Human Trafficking' di NTT, Berkedok Uang Sirih Pinang dan Incar Anak dari Keluarga Miskin
pathstark.org
Ilustrasi human trafficking. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus perdagangan manusia atau human trafficking nampaknya sedang ramai dibahas di Nusa Tenggara Timur.

Banyak warga yang jadi korban human trafficking dikirimkan ke berbagai daerah.

Kebanyakan adalah warga yang kurang mampu dan dengan modus uang sirih pinang.

Gubernur Nusa Tenggara Timur ( NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, langsung mengumumkan moratorium pengiriman tenaga kerja dari wilayahnya ke luar negeri, beberapa saat setelah dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (5/9/2018) lalu.

Sikap tegas Viktor tersebut, lantaran maraknya kasus human trafficking ( Perdagangan manusia) di wilayah yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia.

Viktor menyebut, NTT harus memiliki tenaga kerja yang terampil, namun bukan dikirim ke luar negara, melainkan bekerja di negeri sendiri.

"Saya akan pergi ke Malaysia untuk mengajak saudara-saudara kita yang bekerja sebagai buruh, kembali bangun NTT.

Berita Rekomendasi

Mereka kembali sebagai owner di tanah mereka sendiri," kata Viktor kepada sejumlah wartawan di Kupang, belum lama ini.

Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan istri Julie Sutrisno Laiskodat.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan istri Julie Sutrisno Laiskodat. (DOK PRIBADI via Tribun Timur)

Hingga kini, TKI legal asal NTT yang bekerja di Malaysia berjumlah sekitar 50.000 orang.

Angka itu, belum termasuk tenaga kerja ilegal yang jumlahnya juga mencapai puluhan ribu orang. Para TKI ilegal itu sebagian besar merupakan korban perdagangan manusia.

HALAMAN SELANJUTNYA ==============>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas