Penemuan Mayat Pria dalam Mobil di Tasikmalaya, Polisi Temukan Tisu Bernoda Lipstik di TKP
Iin Sodikin ditemukan tak bernyawa di dalam mobil Toyota Avanza di tepi Jalan Negara Tasikmalaya-Bandung, Rabu (4/12/2019) sore.
Penulis: Nuryanti
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Kronologi kematian dan pelaku pembunuhan seorang pria bernama Iin Sodikin (57) belum diketahui sampai sekarang.
Korban diketahui sebagai Kepala Sekolah SD Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya.
Dilansir Jabar.tribunnews.com, Iin Sodikin ditemukan tak bernyawa di dalam mobil Toyota Avanza di tepi Jalan Negara Tasikmalaya-Bandung.
Lokasi penemuan korban tepatnya di Kampung Tagog, Desa Pamoyanan, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (4/12/2019) sore.
Kronologi Penemuan
Penemuan jenazah korban bermulai dari kecurigaan warga terhadap mobil yang terparkir.
Menurut kesaksian warga, mobil itu sudah terparkir sejak Selasa (3/12/2019).
Ketika diperiksa warga sekitar pukul 16.20 WIB, mobil berplat nomor D 1469 ACU itu dalam keadaan mesin menyala.
Warga yang curiga membuka salah satu pintu yang tidak terkunci dan mendapati korban berada di jok belakang dengan posisi duduk tengkurap di bawah jok menghadap ke belakang.
Dari kesaksian warga bernama Karso (56), Iin Sodikin ditemukan dengan kondisi setengah telanjang.
"Awalnya kami curiga ada mobil parkir di tepi jalan sudah lama dengan kondisi mesin menyala. Warga ada yang melongok ke dalam dan ternyata tidak ada orang. Karena curiga, kami berinisiatif membuka dan ternyata ada orang di belakang sudah meninggal," kata Karso.
Setelah polisi datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi tidak menemukan luka pada tubuh korban.
Polisi menduga korban meninggal disebabkan karena penyakit jantung.
"Dugaan sementara kematian korban akibat penyakit jantung. Di tubuh korban juga tak ditemukan bekas tindak kekerasan," kata Kapolsek Kadipaten, AKP Erustiana.
Korban Diduga Bersama Perempuan sebelum Meninggal
Berdasarkan identifikasi di lokasi, polisi menemukan tisu bernoda lipstik.
Warga sekitar yang menjadi saksi sempat mengatakan melihat dua orang dan satu di antaranya merokok.
Namun, perempuan tersebut belum diketahui keberadaannya.
"Memang ada tisu dengan noda lipstik. Tapi keberadaan sosok perempuan itu masih tetap misteri. Saksi-saksi yang kami tanyai, tidak ada yang mengetahui sosok perempuan itu," kata AKP Erustiana, Kamis (5/12/2019) sore.
Menurut AKP Erustiana, jika benar korban bersama perempuan itu, maka akan menjadi saksi kunci penyebab kematian korban.
Hasil Autopsi
Dari hasil autopsi yang dilakukan terhadap jasad korban, penyebab kematian korban diduga karena keracunan karbon monoksida dari AC yang bocor.
Selain tisu bernoda lipstik, polisi juga menemukan bercak mengering diduga sperma di alat kelamin korban.
Dugaan kuat adanya bercak sperma itu menambah kuat dugaan adanya sesosok perempuan di dalam mobil itu, sebelum korban meninggal dunia.
Menurut AKP Erustiana, saat meminta keterangan sejumlah anggota keluarga korban termasuk istrinya, memang ada pengakuan bahwa korban beberapa kali diketahui jalan dengan perempuan lain.
"Ada pengakuan seperti itu. Kami masih mengembangkannya. Apakah mereka mengetahui siapa saja sosok yang diajak jalan oleh korban. Siapa tahu ada salah satu yang ternyata ada sebelum korban ditemukan meninggal," ujar AKP Erustiana.
Pihak keluarga menolak autopsi terhadap jasad Iin Sodikin.
Meski begitu, polisi tetap melakukan penyelidikan.
"Istri korban secara tertulis di atas segel menolak dilakukan autopsi, tapi bukan berarti penyelidikan dihentikan. Kami masih terus bergerak mengusut kasus yang menggemparkan warga ini," katanya.
Menurut AKP Erustiana, sejauh ini pihaknya masih mengumpulkan saksi-saksi untuk memastikan penyebab kematian korban.
Meski secara kasat mata tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, menurutnya, bisa saja ada temuan baru dari keterangan saksi baru yang menjadi indikasi ke perbuatan pembunuhan.
"Kami masih berupaya mencari saksi-saksi baru. Untuk memastikannya sebenarnya harus autopsi. Tapi karena keluarga menolak, kami cari upaya lain," ujarnya.
Tanda-tanda kekerasan yang bisa menghilangkan nyawa, kata AKP Erustiana tidak ditemukan pada tubuh korban.
"Nah tanda-tanda seperti itu tidak ditemukan di tubuh korban," katanya.
Ia menambahkan, malam itu jenazah korban diambil keluarganya dari kamar mayat RSU untuk dikebumikan.
Diduga Keracunan AC
Mengutip Kompas.com, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, korban diduga meninggal karena keracunan AC di dalam mobilnya.
"Dari hasil analisis dokter, kulit korban memerah diduga keracunan dari AC (pendingin udara),” ujarnya.
Selain itu, tak ada barang-barang korban yang hilang, termasuk telepon genggam dan dompetnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Jabar.tribunnews.com/Fidya Alifa Puspafirdausi) (Kompas.com/Irwan Nugraha)