Mahasiswi yang Mayatnya Ditemukan Dikubur di Belakang Kosan Diduga Diperkosa Sebelum Dibunuh
Polres Bengkulu mulai mengungkap pelaku kasus pembunuhan mahasiswi Universitas Bengkulu, Wina Mardiani (20).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Polres Bengkulu mulai mengungkap pelaku kasus pembunuhan mahasiswi Universitas Bengkulu, Wina Mardiani (20).
Pelaku pembunuhan diketahui adalah PI (29), penjaga indekos tempat Wina tinggal.
Fakta ini didapat dari pengakuan TK, istri PI.
TK mengakui suaminya telah membunuh Wina.
Sebelum dibunuh, polisi menduga Wina diperkosa dan dirampok.
Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna mengatakan, banyaknya rangkaian tindakan yang dilakukan pelaku membuatnya terancam pasal berlapis.
"Dalam kejadian ini ada banyak ya, ada pembunuhan, ada dugaan pemerkosaan juga dan ada curanmor juga," ujarnya, dilansir dari Antara.
Baca: 7 Fakta di Balik Pembunuhan Mahasiswi Wina, Pelaku Marah Gara-gara Motornya Disenggol
Hasil otopsi jenazah Wina menunjukkan, mahasiswi itu dibunuh dengan cara dicekik dengan tali.
"Hasil otopsi yang bisa disampaikan yaitu korban dijerat di bagian lehernya sehingga tulang lidahnya itu patah," katanya.
Berikut ini fakta baru selengkapnya:
1. Hasil otopsi, mahasiswi Bengkulu sudah meninggal lima hari
Setelah mayat Wina ditemukan pihak keluarganya dan warga, polisi pun langsung membawanya ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.
Dilansir dari Antara, ketua Tim Pusdokkes Mabes Polri AKBP dr Wahyu Hidayati Dwi Palupi usai melakukan otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Bengkulu mengatakan, berdasarkan hasil otopsi diketahui Wina sudah meninggal selama lima hari.
"Kalau hasil pemeriksaan itu merupakan bagian dari isi visum. Isi visum itu bersifat rahasia sehingga hanya akan kami serahkan kepada penyidik. Diperkirakan sudah tidak ada sekitar lima hari," katanya usai otopsi, Senin, (9/12/2019).
2. Korban tewas setelah dijerat di bagian leher
Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna mengatakan, berdasarkan hasil otopsi, korban tewas dengan cara dicekik menggunakan tali di bagian leher.
"Hasil otopsi yang bisa disampaikan yaitu korban dijerat di bagian lehernya sehingga tulang lidahnya itu patah," katanya di Bengkulu, Selasa (10/12/2019).
Meski demikian, sambung Indramawan, pihaknya belum bisa menyimpulkan di mana tempat Wina dieksekusi oleh para pelaku.
Sebab, saat ini pihaknya masih mencocokkan keterangan dari para pihak terkait. Selain itu, Indramawan mengaku polisi banyak menemukan kejanggalan baik dari keterangan para pihak dan hasil olah TKP.
3. Korban diduga diperkosa sebelum dibunuh
Masih dikatakannya, selain menjadi korban pembunuhan, pihaknya juga menemukan indikasi Wina juga korban pemerkosaan dan perampokan.
"Dalam kejadian ini ada banyak ya, ada pembunuhan, ada dugaan pemerkosaan juga dan ada curanmor juga. Jadi dalam kejadian itu ada berlapis-lapis pasal nanti, karena banyak rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pelaku," ujarnya.
Ditemukannya indikasi pemerkosaan dan perampokan ini atas hasil pencocokan keterangan para pihak yang telah dimintai keterangan oleh polisi.
4. TK akui suaminya yang bunuh korban
Kapolsek Kerkap Ipda Aldinino mengatakan, dari pengakuan istri penjaga indekos Wina, TK, mengaku suaminya, PI (29) yang telah membunuh Wina.
Pembunuhan itu diakui PI saat hendak mengajak TK ke Bengkulu Utara. TK mengira akan diajak untuk liburan.
"Usai mengaku dengan istrinya, pelaku kabur membawa motor," katanya kepada sejumlah wartawan, Selasa.
5. Motif dendam dan sakit hati
Indramawan mengatakan, terduga pelaku membunuh korban karena merasa dendam dan sakit hati karena diminta memperbaiki motor milik korban yang rusak ditabrak pelaku.
Diceritakannya, sebelum terjadi kejadian pembunuhan.
Terduga pelaku menabrak motor korban yang terparkir di depan kosan.
Akibatnya, motor milik korban mengalami rusak di beberapa bagian hingga korban menuntut terduga pelaku untuk memperbaikinya.
Sampai pada saat kejadian, sambungnya, korban belum juga mendapat kepastian dari terduga pelaku ataupun istrinya untuk memperbaiki motor korban yang rusak.
"Tidak menutup kemungkinan bahwa motifnya itu karena balas dendam, ataupun karena jengkel atau sakit hati terhadap korban karena selalu ditagih-tagih terus untuk memperbaiki sepeda motor korban yang rusak," katanya di Mapolres Bengkulu, Rabu (11/12/2019).
Sambungnya, keterangan itu disebutkan juga oleh istri terduga pelaku utama PI yakni TK.
6. Polisi tetapkan satu tersangka
Polisi menetapkan WL (27), warga Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, sebagai tersangka atas kasus tewasnya Wina.
WL yang sehari-harinya berprofesi sebagai penjual ayam potong ini, diamankan di sebuah kamar indekos di kawasan Kelurahan Panorama, Kota Bengkulu, beberapa hari setelah ditemukannya jenazah Wina.
Keterlibatan WL dalam kasus ini karena ia menjadi penadah sepeda motor korban yang digadaikan PI.
Indramawan mengatakan, WL ditetapkan sebagai tersangka karena ia mengetahui bahwa sepeda motor yang digadaikan oleh PI merupakan hasil dari tindak kejahatan.
"WL ini menyanggupi permintaan dari terduga pelaku utama pembunuhan ini sebesar Rp 1 juta. Jadi istilahnya terduga pelaku ini menggadaikan sepeda motor yang ternyata milik korban pembunuhan. Kita sudah pastikan bahwa sepeda motor ini milik korban. Kami sudah cek ke Samsat bahwa nomor rangka dan nomor mesin ini sesuai dengan sepeda motor milik korban," katanya.
Baca : Jokowi Tarik Semua Guru jadi PNS Pusat, IGI Senang, Kesejahteraan Merata Lepas dari Tekanan Petahana
7. Buru pelaku, polisi bentuk tim khusus
Indramawan mengatakan, pihaknya telah membentuk tim khusus yang merupakan gabungan Polres Bengkulu dan Polda Bengkulu.
Tim khusus ini ditugaskan untuk memburu terduga pelaku pembunuhan Wina yakni PI.
Selain itu, Polres Bengkulu juga telah berkoordinasi dengan seluruh Polres di jajaran Polda Bengkulu untuk membantu mencari informasi tentang keberadaan pelaku utama pembunuhan ini.
Selain itu, sambungnya, polisi juga terus memantau seluruh jalur pintu keluar dari Provinsi Bengkulu.
"Saat ini kita fokus memburu pelaku utama. Tim khusus kita gabungan dengan Polda. Kita juga selalu monitor setiap hari untuk mengetahui hasil pencarian pelaku. 90 persen kami sudah bisa mengantongi identitas pelaku. Ini berdasarkan keterangan dari para saksi dan apa yang kita lihat di lapangan," jelasnya.