Para Buruh Perkebunan Kelapa Sawit Resah, Gaji Mereka Senilai Rp 80 Juta Dibawa Kabur Kontraktor
Aparat kepolisian Musi Rawas Utara (Muratara) masih menyelidiki kasus dugaan penggelapan uang gaji buruh dengan terlapor RK.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MURATARA - Aparat kepolisian Musi Rawas Utara (Muratara) masih menyelidiki kasus dugaan penggelapan uang gaji buruh dengan terlapor RK di Kabupaten Muratara.
RK merupakan pemilik CV RKA yang menjadi subkontraktor di perusahaan perkebunan sawit PT Dendy Marker Indah Lestari (DMIL).
CV milik terlapor RK tersebut menjadi subkontraktor di PT DMIL sejak Oktober 2017 dan menaungi para pekerja di Divisi V sebanyak 51 orang berstatus buruh harian lepas.
Asisten Divisi V PT DMIL, Radeli Widodo mengungkapkan, perusahaan membayar gaji kepada 51 pekerja tersebut melalui subkontraktor CV RKA milik RK.
Uang sebanyak Rp 80 juta ditransfer ke rekening RK setiap bulannya untuk pembayaran gaji para pekerja setiap tanggal 15 hingga 20.
"Uang 80 juta rupiah itu untuk satu bulan gaji pekerja sebanyak 51 orang. Jadi uang itu untuk gaji bulan November kemarin, cuma satu bulan itu," kata Radeli kepada Tribunsumsel.com, Kamis (12/12/2019).
Sebelumnya lanjut Radeli, sejak tahun 2017 RK menjadi subkontraktor di PT DMIL tidak ada masalah dengan pembayaran gaji para pekerja tersebut.
"Selama ini lancar-lancar saja, tiba-tiba bulan November kemarin gaji pekerja tidak dibayarnya, sedangkan perusahaan sudah transfer ke dia (RK)," ujarnya.
Pihaknya prihatin dengan nasib para pekerja yang kini belum menerima gaji, sedangkan perusahaan keberatan mengeluarkan anggaran dua kali lipat.
Baca: Diduga Bawa Kabur Uang Gaji Buruh Senilai Rp 80 Juta, Polisi Tak Temukan Sang Kontraktor di Rumahnya
Baca: Dinas LHP Muratara Imbau Warga Hati-Hati Konsumsi Ikan Mabuk di Sungai Rupit
Baca: Pemerkosa Ini Ternyata Pernah Gauli Istri dan Anaknya Secara Bersamaan di Ranjang
"Sekarang dia (RK) tidak tahu kemana, menghilang, tidak ada kabar, sudah tanggal 12 Desember ini, para pekerja belum menerima gaji," katanya.
Sementara salah seorang pekerja, Edi Zen mengungkapkan, kini dirinya bersama puluhan pekerja lainnya hanya bisa menunggu tindak lanjut dari aparat kepolisian.
"Kami sudah lapor ke polisi, kami juga sudah datang langsung ke kantor Polres Muratara, kami diminta bersabar, jadi kami sekarang ini hanya bisa bersabar," ujarnya.
Ia berharap, kasus ini cepat terselesaikan dan tidak berlarut-larut terlalu lama, mengingat para pekerja membutuhkan uang gaji mereka untuk keperluan rumah tangga.
"Kami bekerja di perusahaan sawit ini sehari-hari panas-panasan, namanya buruh, gaji tidak terlalu besar, ditambah lagi sekarang gaji kami tertunda karena masalah ini," keluhnya.