Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Fakta Tewasnya Asfani Diserang Harimau, Organ Tubuh Tak Lengkap hingga Kuburan Dibongkar Kembali

Berikut fakta penemuan mayat Asfani warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Lahat, yang tubuhnya tak lagi utuh dan diduga diserang Harimau.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in 6 Fakta Tewasnya Asfani Diserang Harimau, Organ Tubuh Tak Lengkap hingga Kuburan Dibongkar Kembali
Kolas Tribunnews
(Kiri) Ilustrasi serangan harimau dan (Kanan) korban keganasan Harimau. - 6 Fakta Tewasnya Asfani Diserang Harimau, Organ Tubuh Tak Lengkap hingga Kuburan Dibongkar Kembali 

TRIBUNNEWS.COM - Aksi teror harimau kembali tejadi di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Asfani (57) seorang warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Lahat, Sumatra Selatan tewas diduga diterkam harimau Minggu (22/12/2019).

Asfani yang merupakan petani kopi tersebut ditemukan di kebun kopi miliknya pada Minggu dengan potongan tubuh yang tak lagi utuh.

Berikut fakta-fakta penemuan mayat Asfani yang tubuhnya tak lagi utuh dan diduga diterkam harimau, Tribunnews.com himpun dari Sripoku.com dan TribunSumsel.com.

Kronologi Penemuan

Rahmat yang merupakan adik ipar Asfani mengatakan, Asfani telah tiga minggu berada di pondok kopi.

Selain merawat kopi saat ini korban sedang menunggu buah durian yang mulai membesar karena takut dimakan kera.

Berita Rekomendasi

Laporan Sripoku.com, penemuan mayat Asfani berawal saat Volta (16), anaknya sendiri hendak mengantar beras di kebun kopi miliknya.

Awalnya, Volta saat itu hendak mengirim beras kepada korban, namun sesampainya di pondok tempat ayahnya biasa beristirahat ia tak menemukan ayahnya.

Volta lantas menemui Rahmat untuk menyampaikan kabar bahwa ayahnya tak ada di kebun.

"Atas hal itu, saya mengajak Volta, Alan, Jhon Kenedy, Suhardi dan juga Sarpan untuk mencarinya. Waktu itu saya takut ada apa apa karena tidak biasa korban tidak ada, " ucap Rahmat.

Potongan Tubuh Terpisah

Rahmat, adik ipar Asfani menuturkan kebun kopi di kawasan hutan berjarak sekitar 30 kilometer dari desa setempat.

Dalam pencariannya, ia dan rekannya menemukan topi dan sabit milik Asfani.

Dugaan kuat Rahmat, Asfani dimakan harimau, karena dia berasumsi melihat tapak harimau di kebun.

"Yang kami yakin itu kakak ipar kami, apalagi ditemukan pakaianya," kata dia, dikutip dari TribunSumsel.com.

Saat itu, Rahmat sudah berfikir hal negatif mengenai kakak iparnya tersebut.

Benar saja, pikiran negatif Rahmat menjadi kenyataan, ia menemukan potongan paha kiri yang berjarak 50 meter dari pondok.

Tak hanya itu, berjarak sekitar 40 meter dari penemuan potongan tubuh yang pertama, ia kembali menemukan potongan tangan.

Selain itu sekitar 50 meter dari penemuan tangan, kembali ditemukan kerangka kepala.

Belum semua potongan tubuh dari Asfani ditemukan. Evakuasi sempat dihentikan karena hujan deras yang mengguyur.

Dikerubuti Belatung

Pihak keluarga yang menemukan potongan tubuh korban, menduga Asfani diterkam Harimau dan langsung membawanya ke RSUD Lahat untuk diperiksa.

"Keluarga juga setuju membawa ke RSUD sehingga bisa mendapat petunjuk atas kematian korban," kata Rahmat, adik ipar Asfani.

Dr Ira, dokter RSUD Lahat yang memeriksa Asfani menduga korban telah meninggal lebih dari 24 jam, hal itu karenda jasadnya telah dikerubuti belatung.

Namun demikian, untuk penyebab pasti meninggalnya Asfani belum dapat disimpulkan, karena tubuh korban tak lagi utuh.

"Kita belum dapat simpulkan," tutur Dr Ira, dilansir TribunSumsel.com.

Dikubur Lalu Dibongkar

Meski tubuhnya belum ditemukan secara utuh, jenazah Asfani sudah dikuburkan.

Namun, beberapa saat kemudian potongan tubuh yang telah dikubur tadi kemudian dibongkar.

Pembongkaran kuburan Asfani dilakukan guna identifikasi penyebab pasti kematian Asfani.

Kapolres Lahat, AKBP Irwansyah, SIK MH melalui Kapolsek Mulak Ulu, AKP Kasmini Dardah menerangkan jenazah Asfani dibongkar atas persetujuan keluarga untuk di autopsi.

"Pembongkaran dilakukan untuk kepentingan penyidikan untuk memastikan apa penyebab kematian Asfani," terangnya pada Senin (23/12/2019) siang.

Pencarian Berlanjut

Camat Mulak Ulu, Sumarno SE mengatakan pencarian organ tubuh terus dilakukan hingga Senin siang.

Ia menjelaskan, pencarian dilakukan hingga radius 300 meter dari lokasi pertama organ tubuh yang ditemukan.

Hingga saat ini, pihaknya bersama warga yang mencari telah menemukan potongan organ tubuh berupa tulang rusuk, bagian gigi hingga bagian perut.

"Bagian tubuh yang sudah ditemukan tulang rusuk yang sudah berceceran, bagian gigi dan bagian perut," terangnya.

Pihak kepolisian menyampaikan bahwa potongan organ tubuh yang baru ditemukan nantinya akan digabungkan dengan rangka tubuh yang telah dikuburkan tadi.

"Ya jika sudah otopsi akan kembali dimakamkan dan digabungkan dengan rangka tubuh yang baru didapat," terang Kapolres Lahat, AKBP Irwansyah, SIK MH melalui Kapolsek Mulak Ulu, AKP Kasmini Dardah.

Korban Ke-Empat

Untuk diketahui, teror harimau di wilayah Sumatera Selatan, utamanya di Pagaralam dan Lahat telah terjadi sedikitnya lima kali dalam kurun satu bulan ini.

Dari beberapa aksi teror harimau tersebut, tiga kasus teror diantaranya berakhir dengan korban tewas.

Jika Asfani benar tewas setelah diserang Harimau, maka ia menjadi korban tewas keempat akibat serangan hewan yang bernama latin Panthera tigris itu.

Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya korban tewasnya yakni Mustadi (50), warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Semendo Darat, Kabupaten Muara Enim yang diterkam harimau pada Kamis (12/12/2019).

Selanjutnya Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat yang tewas diterkam harimau pada Minggu (17/11/2019).

Kemudian korban bernama Yudiansah Harianto (40) yang tewas dalam kondisi tinggal tulang seusai diterkam harimau ketika berada di kebun di Desa Bukit Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, pada Kamis (5/12/2019).

Sementara korban yang selamat adalah Marta Rolani (24), petani kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, yang diserang oleh seekor harimau pada Senin (2/12/2019).

Akibat kejadian tersebut, ia mengalami luka cakar di bagian paha kanan, perut, dan bokong.

Lalu korban lain adalah Irfan (19), wisatawan Taman Gunung Dempo, Kota Pagaralam, yang harus menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami luka robek yang serius.

Ia diterkam harimau ketika sedang kamping bersama rekannya pada Sabtu (16/11/2019).

 (Tribunnews.com/Tio) (Sripoku.com/Ehdi) (TribunSumsel.com/Siemen)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas