Fakta Penemuan Kerangka di Bantul, Kronologi Penemuan hingga Diduga Warga yang Hilang Sejak 2009
Dugaan kuat, kerangka manusia yang ditemukan tersebut merupakan salah seorang warga yang hilang pada beberapa tahun yang lalu.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Polisi masih terus mendalami peristiwa penemuan kerangka manusia di Dusun Karangjati, RT 07, Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul pada Minggu (22/12/2019) malam.
Dugaan kuat, kerangka manusia yang ditemukan tersebut merupakan salah seorang warga yang hilang pada beberapa tahun yang lalu.
Dilaporkan TribunJogja, Ketua RT 07, Desa Bangunjiwo, Suparno menceritakan, lokasi ditemukannya kerangka manusia itu berada di belakang rumah ES.
Sebelum ada penemuan kerangka itu, ES diketahui telah meninggal dunia dengan cara gantung diri.
Berikut fakta penemuan kerangka manusia di Bantul, Yogyakarta
Kronologi Penemuan
Dikutip dari Kompas.com, Kapolsek Kasihan Kompol Y. Tarwoco Nugroho mengungkapkan, penemuan kerangka tersebut bermula dari warga yang membersihkan septic tank karena mampet.
"Jadi kurang lebih tadi pukul 16.30 WIB ada laporan warga bahwa di septic tank di Karangjati di rumah warga ditemukan kerangka," katanya kepada wartawan di lokasi Minggu (22/12/2019).
Saat ditemukan, kerangka tersebut sudah hancur dan diperkirakan sudah lebih dari empat atau lima tahun.
"Kerangka sudah hancur dimungkinkan lebih dari empat tahun (atau), lima tahun," ucapnya.
Diduga Warga yang Hilang Sejak 2009
Ketua RT 07 Karangjati, Suparno mengaku curiga kerangka yang ditemukan itu, merupakan sisa-sisa jasad AS, yang menghilang sejak 10 tahun lalu.
Kerangka manusia tersebut diduga merupakan AS, menantu Maluyo yang diketahui hilang sejak 2009.
AS merupakan istri dari ES yang menikah sejak tahun 2006.
Suparno menerangkan, meski telah menikah lama, namun warga kampung selama ini tak melihat keberadaan AS.
Saat ditanya oleh warga, ES selalu berkata bahwa ia dan AS telah bercerai.
"Tidak ada yang tahu keberadaan istrinya (ES). Warga dikasih tahu katanya sudah cerai," terangnya, dilansir TribunJogja.com.
Ibu AS, sebelumnya telah berusaha mencari keberadaan yang tidak diketahui keberadaannya.
"Warga tahunya AS itu di tempat orangtuanya. Tapi, ibunya sempat mencari. Memang, sempat tiga tahun di situ (2006-2009), setelah itu tak pernah kelihatan lagi. ES bilangnya cerai," tutur Suparno.
Sementara ES, sebelumnya tewas gantung diri dengan meninggalkan surat wasiat yang berisi sebuah pesan.
"Intinya, dalam surat wasiat itu ES bilang mau nyusul nenek dan istrinya. Nah, itu kan jadi kecurigaan warga sini ya, mau menyusul istri itu," terangnya.
Perubahan Sikap ES
Suparno mengungkapkan sempat merasa ada perbedaan setelah ES mengaku bercerai dengan AS.
Dalam kehidupan sosial dan bertetangga ia menilai masih baik, namun Ia menyebut ES menjadi linglung dan berbeda dari sebelumnya.
"Seperti depresi gitu, setelah mengaku bercerai. Mungkin ada pikiran yang terlalu berat," tuturnya.
Suparno mengatakan, dalam kesehariannya ES tak memiliki perkerjaan yang tetap.
"Kalau sehari-harinya, ES tidak punya pekerjaan tetap, kadang ya bangunan, kadang di rumah. Dulu pernah kerja di pabrik juga," pungkasnya.
3 Orang Diperiksa
Dilansir Kompas.com, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan tiga orang telah saat ini telah diperiksa terkait kasus tersebut.
Namun demikian, ia tak merinci siapa saja ketiga orang yang diperiksa untuk dimintai keterangan terkait dalam kasus ini.
"Saat ini sudah tiga orang diperiksa sehubungan dengan penemuan kerangka tersebut," ujarnya di Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Ia menjelaskan kasus tersebut masih terus didalami pihak kepolisian.
"Ada beberapa dugaan, tapi itu masih terus dilakukan pendalaman," katanya.
Autopsi
Pihak kepolisian belum dapat menyimpulkan apakah kerangka manusia tersebut merupakan AS.
Sebab pihak kepolisan masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara.
"Saat ini masih dilakukan pemeriksaan saksi di Polsek Kasihan. Kita belum A1 apakah itu kerangka dari orang hilang itu atau bukan."
"Untuk menyimpulkannya, masih terlalu dini," kata Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Riko Sanjaya.
(Tribunnews.com/Tio) (TribunJogja.com/AhmadSyarifudin/Azka Ramadhan) (Kompas.com/AchmadYahya/Markus)