Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Hanya Rp 1.000 per Kg, Petani Salak di Karangasem Bali Ramai-ramai Babat Pohon Salak

Tercatat sebanyak 26 hektare lahan pertanian salak di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat beralih jadi lahan pertanian padi.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Harga Hanya Rp 1.000 per Kg, Petani Salak di Karangasem Bali Ramai-ramai Babat Pohon Salak
Tribunnews/Jeprima
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM - Tercatat sebanyak 26 hektare lahan pertanian salak di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat beralih jadi lahan pertanian padi.

Petani terpaksa membabati pohon salak karena harganya sudah tidak bisa bersaing lagi di pasaran.

Pengeluaran petani salak lebih besar dibanding dengan pendapatan saat panen raya tiba.

Peralihan terjadi dari beberapa tahun lalu karena merosotnya harga salak saat panen raya.

 

Harga salak hanya Rp 1.000 per kilogramnya saat musim panen raya.

Perbekel Desa Duda Timur, Gede Pawana mengungkapkan, peralihan lahan dari salak ke padi terjadi sejak tahun  lalu.

Mereka beralih karena pendapatan dari penjualan salak tidak sesuai dengaan pengeluaran, alias merugi total.

Berita Rekomendasi

Sedangkan penghasilan dari padi meningkat, per tahun bisa belasan juta rupiah. 

"Untuk tahun 2019 sekitar 4 hektare yang beralih dari salak ke padi. Lahan yang beralih sebagian besar berada di sekitar Banjar Pesangkan Anyar, Pesangkan, dan Wates Kaja. Sedangkan Banjar yang lain masih tetap tanam salak karena belum ada aliran  air,"ungkap Gede Pawana, Selasa (24/12).

Kemungkinaan jumlah lahan salak yang beralih ke padi terus meningkat karena banyak lahan (salak) yang berdekatan sumber air.

Hanya saja peralihan dilakukan secara bertahap.

"30 persen lahan di Duda Timur awalnya sawah. Lahan yang beralih ke padi  belum sampai 30 persen,"jelas Pawana.

Warga yang tanam salak di Banjar Batugede, Juuk Legi, Putung, Pateh, Wates Kangin dan Wates Tengah.

Ketua Forum Perbekel se Bali ini mengaku, langkah ini dipilih petani lantaran tanaman padi lebih menjanjikn banding salak.

Selain itu karena lokasi lahan dekat dengan sumber air, sehingga petani pilih tanam padi.

Penghasilan dari tanam padi setiap tahun capai belasan juta.

Sedangkaan harga salak sering anjlok.

Ditambahkan, hampir sebagian petani salak mengaku merugi saat musim panen.

Gede Pawana berjanji akan memperbaiki beberapa saluran irigiasi untuk mengaliri beberapa lahan pertanian sawah. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Petani di Karangasem Ramai-ramai Babat Pohon Salak, Sekilo hanya Dihargai Rp 1.000, https://bali.tribunnews.com/2019/12/24/petani-di-karangasem-ramai-ramai-babat-pohon-salak-sekilo-hanya-dihargai-rp-1000?page=2.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas