Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

15 Tahun Tsunami Aceh: Kapal USS Abraham Lincoln Penyuplai Bantuan Pertama kepada Para Korban

Kapal Induk USS Abraham Lincoln, Amerika Serikat punya kisah tersendiri yang tidak dapat dipisahkan dengan bencana gempa dan tsunami Aceh.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 15 Tahun Tsunami Aceh: Kapal USS Abraham Lincoln Penyuplai Bantuan Pertama kepada Para Korban
For Serambinews.com
Kapal USS Abraham Lincoln 

Menurut Buku Tsunami dan Kisah Mereka yang diterbitkan Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, awak radar bandara SIM mencatat hampir 150 pergerakan per hari, termasuk beberapa heli dari US Navy yang berpangkalan di kapal induk USS Abraham Lincoln.

Baca: Sandiaga Uno Tak Sengaja Ketemu Agus Harimurti Yudhoyono di Amerika Serikat, AHY: Surprised Banget

Baca: Pria Berjanggut Putih Rampok Bank dan Sebar Uang, Sempat Teriak Selamat Natal

Dalam kondisi normal, pergerakan yang terjadi di Bandara Sultan Iskandar Muda berkisar antara 10 sampai 12 pergerakan per hari.

Yang lebih unik, baru kini terjadi dalam satu ruang udara, lebih banyak pesawat asing yang beroperasi dibandingkan pesawat milik negara sendiri.

Semuanya secara tertib mengikuti aturan dan petunjuk dari menara pengatur lalu lintas udara demi keselamatan terbang bersama.

Kalaupun terjadi hambatan, itu adalah masalah parkir atau kecepatan bongkar muat gara-gara banyaknya kargo yang harus unloading secara manual.

Namun, secara umum ruang udara di Aceh tetap dapat dikontrol dengan baik dan aman.

Helikopter AL Amerika Pasca Tsunami Aceh
Anak-anak ini tiarap saat mendengar suara helikopter milik Angkatan Laut Amerika Serikat mendarat di sebuah lapangan sempit di Rumah Sakit Umum Kesdam, Kuta Alam, Banda Aceh, Senin 24, Juli 2006. Helikopter Sea Combat dari Squadron TWO-FIVE (HSC-25) ini menjemput beberapa korban luka akibat gempa dan tsunami, dan selanjutnya diterbangkan ke Kapal Induk AS, USS Abraham Lincoln yang sedang lego jangkar di perairan Ulee Lheue, Banda Aceh.

Bukan cuma pesawat asing, pesawat domestik pun menggunakan ruang udara Aceh dalam menjalankan misi kemanusiaan di Aceh.

Berita Rekomendasi

Para relawan penerbangan swasta turut pula aktif membantu melakukan evakuasi dan membuka isolasi di Aceh meski mengandalkan pesawat berkemampuan angkut terbatas.

Minggu pertama pasca tsunami, misalnya, dua maskapai yakni Transwisata Air dan Susi Air, mengerahkan armada pesawat mereka untuk membawa logistik dan mengevakuasi pengungsi terluka.

Dengan Fokker 28 Mk 50, Transwisata Air berhasil menembus isolasi Pulau Nias dan meneruskan misi Medan-Banda Aceh setiap hari dengan beberapa kali penerbangan.

Sebanyak 30 kerangka jenazah ditemukan warga Dusun Lamseunong, Gampong Kajhu, Aceh Besar, saat menggali lubang septik tank di lahan pembangunan perumahan bersubsidi, pada Rabu (19/12/2018). Kerangka jenazah ini diyakini sebagai korban bencana gempa dan tsunami yang melanda aceh tahun 2004 lalu.
Sebanyak 30 kerangka jenazah ditemukan warga Dusun Lamseunong, Gampong Kajhu, Aceh Besar, saat menggali lubang septik tank di lahan pembangunan perumahan bersubsidi, pada Rabu (19/12/2018). Kerangka jenazah ini diyakini sebagai korban bencana gempa dan tsunami yang melanda aceh tahun 2004 lalu. ((KOMPAS.com/ DASPRIYANI Y ZAMZAMI))

Susi Air dengan pesawat jenis Cessna Caravan menembus isolasi Meulaboh dengan mendarat di landasan udara Asikin yang rusak parah.

Bantuan mereka sungguh terasa bagi para korban yang memang sudah tak berdaya.

Berkat relawan udara inilah beberapa korban berhasil dievakuasi dalam keadaan luka membusuk di sekujur badan.

Para korban yang diangkut ini umumnya dalam keadaan mengenaskan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas