15 Tahun Tsunami Aceh: Kapal USS Abraham Lincoln Penyuplai Bantuan Pertama kepada Para Korban
Kapal Induk USS Abraham Lincoln, Amerika Serikat punya kisah tersendiri yang tidak dapat dipisahkan dengan bencana gempa dan tsunami Aceh.
Editor: Dewi Agustina
Menurut Buku Tsunami dan Kisah Mereka yang diterbitkan Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, awak radar bandara SIM mencatat hampir 150 pergerakan per hari, termasuk beberapa heli dari US Navy yang berpangkalan di kapal induk USS Abraham Lincoln.
Baca: Sandiaga Uno Tak Sengaja Ketemu Agus Harimurti Yudhoyono di Amerika Serikat, AHY: Surprised Banget
Baca: Pria Berjanggut Putih Rampok Bank dan Sebar Uang, Sempat Teriak Selamat Natal
Dalam kondisi normal, pergerakan yang terjadi di Bandara Sultan Iskandar Muda berkisar antara 10 sampai 12 pergerakan per hari.
Yang lebih unik, baru kini terjadi dalam satu ruang udara, lebih banyak pesawat asing yang beroperasi dibandingkan pesawat milik negara sendiri.
Semuanya secara tertib mengikuti aturan dan petunjuk dari menara pengatur lalu lintas udara demi keselamatan terbang bersama.
Kalaupun terjadi hambatan, itu adalah masalah parkir atau kecepatan bongkar muat gara-gara banyaknya kargo yang harus unloading secara manual.
Namun, secara umum ruang udara di Aceh tetap dapat dikontrol dengan baik dan aman.
Bukan cuma pesawat asing, pesawat domestik pun menggunakan ruang udara Aceh dalam menjalankan misi kemanusiaan di Aceh.
Para relawan penerbangan swasta turut pula aktif membantu melakukan evakuasi dan membuka isolasi di Aceh meski mengandalkan pesawat berkemampuan angkut terbatas.
Minggu pertama pasca tsunami, misalnya, dua maskapai yakni Transwisata Air dan Susi Air, mengerahkan armada pesawat mereka untuk membawa logistik dan mengevakuasi pengungsi terluka.
Dengan Fokker 28 Mk 50, Transwisata Air berhasil menembus isolasi Pulau Nias dan meneruskan misi Medan-Banda Aceh setiap hari dengan beberapa kali penerbangan.
Susi Air dengan pesawat jenis Cessna Caravan menembus isolasi Meulaboh dengan mendarat di landasan udara Asikin yang rusak parah.
Bantuan mereka sungguh terasa bagi para korban yang memang sudah tak berdaya.
Berkat relawan udara inilah beberapa korban berhasil dievakuasi dalam keadaan luka membusuk di sekujur badan.
Para korban yang diangkut ini umumnya dalam keadaan mengenaskan.