Curhatan Ibu yang Putrinya Ditemukan Tinggal Kerangka di Septic Tank, Ingat Anak Sempat Minta Cerai
Identitas kerangka yang ditemukan di dalam septic tank sudah bisa dipastikan sebagai Ayu Selisa, anak Anik Maidarningsih yang 10 tahun ini menghilang.
Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNNEWS.COM - Curhatan ibu yang kerangka putrinya ditemukan di septic tank setelah 10 tahun menghilang, ingat jika sang anak pernah ungkap keinginan bercerai dari suami.
Identitas kerangka yang ditemukan di dalam septic tank sudah bisa dipastikan sebagai Ayu Selisa, anak Anik Maidarningsih yang selama 10 tahun ini menghilang.
Mendapati kebenaran jika putrinya tersebut telah tiada, Anik Maidarningsih hanya berharap pelaku pembunuhan terhadap Ayu Selisa bisa segera ditangkap.
Sayangnya, dugaan kuat, pembunuh Ayu Selisa adalah suaminya sendiri, Edi yang memilih bunuh diri sekitar 50 hari lalu.
Setelah polisi berhasil mengungkap identitas kerangka yang ditemukan di septic tank di Karangjati RT 07 Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, pihak keluarga pun meminta polisi untuk menangkap pelakunya.
• Terungkap Identitas Kerangka Manusia di dalam Septic Tank, Sudah Hilang Sejak 10 Tahun Lalu
Pasalnya, pihak keluarga menilai apa yang dilakukan pelaku terhadap Ayu Selisa terbilang bukan manusia lagi.
Hal itu diungkapkan Ibu Ayu Selisa, Anik Maidarningsih (51).
Anik menceritakan, sebelum anaknya Seli panggilan almarhum Ayu Selisa ditemukan tewas terkubur di dalam septic tank, Seli sempat menceritakan kalau ia kerap mendapat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya bernama Edi.
• Berawal dari Mimpi Ibu yang Anaknya Hilang 10 Tahun Lalu, Kerangka Manusia Ditemukan di Septic Tank
“Pernah kasar, pernah cerita dislomoti (sundut) rokok. Sering nangis pengen pisah. Saya sebagai orangtua cuma bisa ngandani (memberitahu supaya sabar),” ujarnya kepada wartawan saat ditemui di rumahnya di Badran RT 39 RW 9, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Kamis (26/12/2019).
Anik mengatakan, Seli menikah dengan Edi pada usia 16 tahun, sementara suaminya Edi sekitar 19 tahun.