Bocah Usia 2,8 Tahun Beratnya Hanya 4 Kg, Meilani Idap Gizi Buruk
Meilani langsung diperiksakan ke klinik dan menurut petugas medis dikatakan hanya terpengaruh susu atau disebutnya alergi susu sapi.
Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Meilani Alfira Damayanti (2,8 tahun), anak janda penjual jajanan keliling warga Desa Latukan, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur yang dirawat di RSUD dr Soegiri selama tiga hari ini dipastikan gizi buruk.
Kondisi batita, anak dari Dwi Novita (29) itu sangat memprihatinkan, yaitu kurus kering dengan berat badan yang tidak ideal dengan pertumbuhan umurnya.
Dokter anak RSUD dr Soegiri, dr Aty Firsiyanti Sp.A kepada wartawan mengungkapkan, saat ini pasien sudah mendapatkan penanganan dari dokter untuk memulihkan kondisi kesehatan.
"Kemarin datang dan sudah kita tangani. Namun untuk penyembuhan butuh proses agak lama,"kata Aty Firsiyanti, Senin (13/1/2020).
Baca: Ada Penyesatan Informasi dari Produk Susu Kental Manis
Baca: Pacific Place Edukasi Pencegahan Anak Stunting: Dari Asupan Gizi Hingga Kondisi Ekonomi Keluarga
Baca: Pola Asuh yang Keliru Jadi Penyumbang Kasus Gizi Buruk pada Anak
Baca: Bocah Gizi Buruk di Tegal, Tak Punya Lubang Anus, Umur 11 Tahun Berat Hanya 8,7 Kg
Dari hasil pendataan, diketahui penderita sudah lama mengalami gizi buruk sejak usia 8 bulan.
"Anak ini sendiri mengalami gizi buruk sudah sekitar 2 tahun," katanya.
Selain itu, lanjut Aty, tim dokter juga akan mencari jenis penyakit lain yang dimungkinkan juga diderita batita tersebut.
Meilani dipastikan bukan stunting karena seperti diungkapkan orang tua Meilani, Dwi Novita, anaknya terlahir normal lahir dengan berat badan yaitu 3 kilogram dan sejak lahir hingga berusia 2,7 tahun kondisi anaknya juga normal layaknya anak-anak seusianya.
Meilani didiagnosa menderita gizi buruk karena tubuh bocah perempuan mungil tersebut hanya berbobot 4 kg, padahal idealnya batita yang menginjak usia 2 tahun harusnya memiliki berat ideal badan 12 kg.
Meilani langsung diperiksakan ke klinik dan menurut petugas medis dikatakan hanya terpengaruh susu atau disebutnya alergi susu sapi.
Atas saran medis, kemudian diganti dengan susu anaknya dengan susu soya. Meski sudah diganti dengan susu soya, lanjut Dwi, sang anak tetap muntah ketika disuapi makanan.
Kemungkinan gizi buruk mulai mendera anak semata wayangnya itu sudah sejak beberapa bulan yang lalu.
Saat itu Meilani diasuh oleh neneknya karena ia harus berjualan keliling untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Saya cerai dengan suami sejak Oktober 2019," kata Dwi.