Klaim Kuasai Dunia, Keraton Agung Sejagat Buat Heboh, Pengamat Sebut Fenomena yang Sering Terjadi
Pengamat ikut berkomentar terkait klaim Keraton Agung Sejagat yang membuat heboh, yakni klaim menguasai dunia
Penulis: Inza Maliana
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat budaya Bani Sudardi turut berkomentar terkait munculnya Keraton Agung Sejagat yang buat heboh masyarakat.
Menurutnya kemunculan hal semacam Keraton Agung Sejagat merupakan fenomena yang sering terjadi.
Terkhusus di dalam tatanan kehidupan yang berbudaya seperti di Indonesia.
"Mereka muncul lalu memproklamirkan kerajaan."
"Dari sudut fenomena budaya, sejak dahulu memang selalu ada kelompok yang ingin menonjol dan berkuasa," tuturnya.
Lebih lanjut Bani mengatakan mereka hanya diakui oleh anggotanya saja.
"Tetapi legitimasinya hanya 450an orang. Bisa jadi di masa depan akan ada yang muncul kembali seperti itu," ujar Bani.
Bahkan sebelum munculnya Keraton Agung Sejagat, lanjut Bani, ada yang mengaku sebagai keturunan Raja Padang.
"Sebelum ini, kemarin ada yang mengaku keturunan Raja Padang," ungkapnya kepada Tribunnews.com, Selasa (14/1/2020).
Bani yang juga menjadi Guru Besar Ilmu Budaya di Universitas Sebelas Maret (UNS) mengatakan beberapa hal jika ingin membuat kerajaan.
Ia pun mencontohkan dari Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Bani menyebut contohnya seperti memiliki sejarah dan bekas-bekas peninggalan kerajaan yang menjadi bukti.
"Contohnya seperti di Surakarta dan Yogyakarta, mereka punya sejarah, punya lembaga-lembaga yang membantu Raja."
Mereka juga mempunyai bekas wilayah dan bekas makam-makam raja," ujar Bani.
Lantas Bani membandingkan milik Keraton Agung Sejagat.
Seperti diketahui wilayah mereka hanya satu rumah saja di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Jika dibandingkan dengan 'keraton sungguhan' akan sulit untuk percaya kepada Keraton Agung Sejagat.
"Kalau wilayahnya hanya sepetak rumah saja, bagaimana membuktikan masyarakat agar percaya sebagai kerajaan?" ujar Bani.
Sementara itu di wilayah Purworejo sendiri, Bani mengatakan tidak ada bekas kerajaan yang berlanjut disana.
"Dalam sejarahnya di Purworejo, tidak ada sebuah kerajaan yang berlanjut."
"Mungkin dulu pernah seperti hanya kadipaten saja, tapi tidak berlanjut," tutur Bani melalui sambungan telepon.
Klaim Pemimpin Keraton Agung Sejagat
Seperti diberitakan sebelumnya, pemimpin dari Keraton Agung Sejagat bernama Totok Santosa.
Dalam konferensi persnya kepada media pada Minggu (12/1/2020).
Totok melakukan pidato yang isinya membuat heboh masyarakat.
Selain mengklaim wilayahnya meliputi seluruh dunia, berikut adalah klaim Totok Santoso lainnya yang dikutip dari Tribunjateng :
1. Induk dari segala kerajaan
Dalam sambutannya, Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa Hadiningrat menyatakan Keraton Agung Sejagat merupakan induk dari seluruh kerajaan di dunia.
Tidak hanya itu, Keraton Agung Sejagat adalah induk dari seluruh negara di dunia.
2. Wadah terkait konflik
Untuk itu, Keraton Agung Sejagat mengaku menjadi wadah terkait konflik yang ada di dunia saat ini.
"Kita umumkan kepada dunia Keraton Agung Sejagat sebagai induk daripada seluruh kingdom state tribune colony atau republik yang ada di dunia ini menyatakan menjadi jondang (kotak) terhadap konflik yang terjadi di seluruh dunia," Ungkap Totok dalam sambutan.
3. Memperbaiki sistem bernegara
Kerajaan ini mengklaim berperan memperbaiki sistem kedaulatan, sistem bernegara, sistem ekonomi dan moneter secara global.
4. Punya Abdi Dalem
Tidak hanya berpakaian layaknya abdi dalam keraton, mereka mengaku memiliki raja dan permaisuri layaknya sebuah kerajaan.
Kekuasaan sang raja pun katanya tidak terbatas pada wilayah Purworejo tetapi melebihi Indonesia bahkan meliputi seluruh dunia.
5. Memiliki Istana di Desa Desa Pogung Juru Tengah
Bangunan yang dijadikan sebagai istana itu berada di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah.
6. Reaksi Ganjar Pranowo
Terkait klaim Raja Keraton Agung Sejagat tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan jajarannya untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Komunikasi penting untuk menjawab beragam pertanyaan tentang kemunculan Keraton Agung Sejagat yang kini viral dan menjadi perbincangan masyarakat.
(Tribunnews.com/Maliana, Tribunjateng.com/Jati)