Sudah 2 Pekan Hilang, Jasad Santri Korban Banjir di Jasinga Ditemukan 10 KM dari Lokasi
Tangan yang menyembul itu ditemukan di area kebun pisang tepat pinggir Sungai Cidurian
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jasad pria ditemukan di Kampung Roke, RT 2/02, Desa Neglasari Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Selasa (14/1/2020) siang.
Jasad ditemukan setelah bagian tubuhnya menyembul dari dalam tanah.
Tangan yang menyembul itu ditemukan di area kebun pisang tepat pinggir Sungai Cidurian.
Setelah tanah lumpur digali, di dalam tanah lumpur tersebut ternyata terkubur seorang jasad santri bernama Muhammad Hilman (15) yang sempat dinyatakan hilang dalam bencana banjir pada 1 Januari 2020 lalu.
"Itu korban dari tanggal 1 (Januari) hanyut. Namanya Muhammad Hilman bin Sukandi. Ditemukan di Neglasari, Jasinga, tertutup lumpur," kata Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hassan dalam jumpa pers di Posko Bencana Terpadu Cibinong, Selasa (14/1/2020).
Kini korban sudah dievakuasi dan dibawa ke rumah keluarganya di Kampung Nanggung, RT 03/06, Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Korban merupakan santri yang hanyut pada 1 Januari 2020 lalu di Kampung Parungsapi, RT 08/07, Desa Kalong Sawah, Kecamatan Jasinga.
Lokasi hanyutnya korban ini terpantau berjarak sekitar 10 km lebih dengan penemuan jasad.
Salah satu warga Kampung Parungsapi, Abdul Karim, menceritakan bahwa almarhum memang salah santri Pondok Pesantren Darussalam di Parungsapi.
Pada saat Sungai Cidurian meluap pada Rabu (1/1/2020) pagi, hari pertama tahun baru, almarhum mencoba menyeberangi Sungai Cidurian karena pondok pesantrennya dilanda banjir.
"Bertiga sama temennya (nyeberang), tapi yang dua temennya selamet, yang satu (Hilman) hilang," kata Abdul Karim kepada TribunnewsBogor.com.
Dia menjelaskan bahwa lokasi pesantren itu berada diseberang Sungai Cidurian dan untuk menuju ke jalan raya, warga sudah biasa menyeberangi sungai tanpa jembatan dengan menapaki bebatuan sungai.
"Belum banyak santrinya, baru buka, cabang dari pesantren dari Muncang Jasinga, baru 2 tahunan," kata Abdul.
Dia menjelaskan bahwa di Desa Kalong Sawah tersebut ada beberapa pesantren namun para santri lainnya selamat dari bencana banjir termasuk makam tokoh sesepuh tempat jiarah yang juga tidak mengalami kerusakan berarti.