Kisah Pasutri di Cianjur Bayar Biaya Persalinan Anak Pertama Pakai Uang Koin Pecahan Rp 1000
Pasangan Yanto (30) dan Riska (27), warga Cianjur, Jawa Barat, dikaruniai anak pertama. Mereka bayar biaya bersalin pakai uang koin pecahan Rp 1000.
Editor: Willem Jonata
“Sejak saya hamil itu, mulai menabung di celengan. Setiap hari, kadang seribu, dua ribu, lima ratus, pakai koin sisa-sisa uang belanja," ucap dia.
2. Pasangan kurang mampu
Yanto dan Riska merupakan pasangan suami istri kurang mampu. Sang suami bekerja sebagai pelayan toko plastik dengan penghasilan Rp 900.000 per bulan.
Pasangan ini menempati rumah yang dibagi tiga bagian. Masing-masing petak bagian berukuran tiga meter persegi.
"Satu untuk saya, yang satu untuk adik, dan satunya lagi ditempati ibu yang dijadikan warung," kata Riska.
Dengan kondisi ekonomi seperti itu, Riska harus pintar mengelola keuangan rumah tangga, apalagi sejak ia dinyatakan hamil.
"Sejak hamil itulah mulai menabung untuk biaya persalinan nanti. Nabungnya di celengan," ucap dia.
3. Was-was uang koin ditolak puskesmas
Riska sangat berharap bisa melahirkan di bidan desa. Selain biayanya lebih murah, juga dekat dengan rumah.
Namun, ia harus dirujuk ke puskesmas karena kehabisan tenaga saat proses persalinan. Sepanjang perjalanan, pasangan ini mengaku waswas, karena sebagian uang yang dipersiapkan untuk biaya persalinan dalam bentuk koin.
Mereka khawatir, pihak puskesmas tidak mau menerimanya.
"Niatnya, uang receh itu mau ditukarkan dulu. Tapi, karena waktu itu kondisinya tidak memungkinkan, jadinya langsung saja dibawa ke puskesmas," kata Riska.
Namun, mereka akhirnya lega.
"Uangnya saya masukan ke dalam kantong kresek. Orang puskesmas sempat kaget waktu melihatnya. Tapi alhamdulilah, diterima, katanya sama-sama uang," ujar dia.