Jawa Tengah Jadi Tujuan Investor, Banyak yang Incar Properti dan Jaringan Internet
Sejumlah investor di beberapa bidang terus mengincar Jawa Tengah untuk dijadikan bidikan investasi.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sejumlah investor di beberapa bidang terus mengincar Jawa Tengah untuk dijadikan bidikan investasi.
Tren perpindahan kawasan industri, ketersediaan tempat, serta murahnya upah tenaga kerja menjadi nilai tersendiri bagi para investor.
Tren positif juga ditunjukkan dari data yang dipaparkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu.
Dimana total nilai investasi di Jawa Tengah sepanjang 2019 mencapai Rp 222 triliun.
Peluang itu dibaca oleh sejumlah investor, bak pepatah ada gula ada semut, baik investor di bidang properti serta jaringan pada awal 2020 mulai berlomba-lomba masuk ke Jawa Tengah.
Dikatakan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Jateng, Wibowo Tedjo Sukmono, para investor diprediksi akan lari ke Jawa Tengah.
"Hal itu dikarenakan adanya tren pergeseran kawasan industri dari Jawa Barat ke Jawa Tengah."
"Murahnya upah tenaga kerja dan ketersediaan lahan menjadi satu di antara faktornya," jelasnya, Selasa (21/1/2020).
Dilanjutkannya, tren itu menimbulkan efek domino, dimana bisnis properti juga akan berdampak dalan hal investasi.
"Inflasi Jateng mencapai 5 hingga 6 persen, yang menyebabkan investor berinvestasi di bidang properti."
"Nilai investasi properti akan terus tumbuh di atas nilai inflasi."
"Terutama untuk bisnis perumahan karyawan yang dibangun di sekitar kawasan industri," katanya.
Wibowo menuturkan, peluang tersebut dilihat oleh pengembang dan mulai mengincar sejumlah wilayah.
Seperti Kabupaten Kendal, Jepara, Semarang, Boyolali, dan Klaten.
"REI sudah memulainya dengan membangun perumahan khusus karyawan di kawasan industri yang terletak di Bawen Kabupaten Semarang."
"Pembangunan itu pasti akan merambah ke lokasi lain karena perkembangan industri di Jateng," tuturnya.
Terpisah, VP Of Regional Development PT Hipernet Indodata, Alvin Adrianus Kasim menjelaskan, adanya tren pergeseran kawasan industri ke Jawa Tengah juga menjadi peluang bagi bisnis jaringan.
"Perkembangan bisnis IT mencapai 50 persen dalam dua tahun terakhir."
"Pada 2019 ada 300 Internet Service Provider (ISP) baru di Indonesia."
"Dimana beberapa penyedia jasa penyediaan internet mengincar sejumlah daerah untuk pengembangan bisnis, tak terkecuali Jateng," ucapnya.
Alvin menerangkan, kebutuhan internet untuk kawasan industri mendasari investasi dunia bisnis jaringan internet di Jawa Tengah.
"Jateng cukup maju dalam hal pertumbuhan perekonomian, hal itu membuat kami tertarik."
"Terutama untuk melayani kawasan industri, yang kami prediksi akan semakin banyak industri masuk ke Jateng," ujarnya.
Ditambahkannya, market share PT Hipernet Indodata di Jateng masih di angka 10 persen.
Namun akan terus tumbuh beriringan dengan berkembangnya dunia industri.
"Kalau di Jateng kami masih melayani sekira 140 pelanggan, dimana 40 di antaranya merupakan industri."
"Banyaknya industri datang ke Jateng bakal menjadi indikator menarik bagi dunia investasi serta pertumbuhan perekonomian," tambahnya. (Budi Susanto)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Bersiaplah, Jawa Tengah Diserbu Investor, Khususnya Properti dan Jaringan Internet, https://jateng.tribunnews.com/2020/01/21/bersiaplah-jawa-tengah-diserbu-investor-khususnya-properti-dan-jaringan-internet?page=all.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.