Alasan Angka Penderita Tuberkulosis di Kabupaten Garut Masih Tinggi
Angka penderita penyakit tuberkulosis (TB) di Garut, Jawa Barat masih tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, GARUT — Angka penderita penyakit tuberkulosis (TB) di Garut, Jawa Barat masih tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, mencatat pada 2019 lalu ada 17.700 warga terduga TB dari sekitar 2,5 juta penduduk Garut. Kemudian ada 4.788 terduga TB yang terdiagnosa dan diobati.
Kepala Dinas Kabupaten Garut, dr. Maskut Farid MM menyebutkan jumlah penderita mungkin lebih banyak karena belum semua wilayah di Garut terdata.
“Ini masih tantangan mleihat geografi lahannya,” kata dr. Maskut saat ditemui di Kantor Bupati Garut, Jawa Barat, Selasa (28/1/2020).
Baca: Terawan Ajak Milenial Perhatian Keseimbangan Gizi Untuk Kurangi Risiko Penyakit Saat Lanjut Usia
Baca: UPDATE VIRUS CORONA, Pasien di Indonesia : 11 Negatif, 2 Masih Tunggu Hasil Observasi
Baca: Longsor di Selatan Garut, Rumah Warga Rusak, Sejumlah Akses Jalan Tertutup
Angka penderita TBC ini tinggi karena sampai saat ini belum ada kesadaran pada masyarakat terhadap penyakit masih rendah.
Kemudian banyak penderita tuberkulosis yang tidak menjalani keseluruhan terapi penyembuhan tuberkulosis.
“Terapi TB ini kan jangkanya panjang mereka berobat tapi berhenti artinya kita edukasi supaya itu gak terjadi,” ucap dr. Maskut.
Kemudian khusus di Garut, kondisi rumah yang sempit dan terbuat dari bilik bambu tanpa sirkulasi udara yang baik, dan adanya penyakit bawaan lainnya juga turut menjadi faktor penyebab tuberkulosis di Garut.
Penyakit tuberkulosis ini memang masih menjadi penyebab kematian yang cukup tinggi di Indonesia yakni mencapai 842.000 kasus pertahun.