Kisah Mulyadi, Si Pendiam Habisi Dua Belantik Sapi, Setelah Diracun Korban Dihantam Pakai Besi
Warga Kecamatan Bumiratu Nuban, Lampung Tengah itu menghabisi nyawa Nursodik dan Sukirno, makelar sapi asal Lampung Timur.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNG SUGIH - Di mata para tetangga, Mulyadi merupakan sosok yang pendiam.
Namun di balik diamnya tersebut, ternyata Mulyadi adalah seorang pembunuh yang keji.
Warga Kampung Bumi Rahayu, Kecamatan Bumiratu Nuban, Lampung Tengah itu menghabisi nyawa Nursodik dan Sukirno, makelar sapi asal Lampung Timur.
Seorang warga yang enggan disebut namanya mengatakan, Mulyadi dikenal sebagai belantik alias makelar sapi.
"Memang dia (Mulyadi) pekerjaannya sebagai belantik sapi. Orangnya biasa saja. Bergaul dengan warga lainnya juga biasa saja," katanya, Jumat (31/1/2020).
Baca: Istri Penusuk Suami Hingga Tewas di Kelapa Gading Menjerit Histeris Akui Perbuatannya
Baca: Ibu Rumah Tangga di Kelapa Gading Tusuk Suami dengan Pisau Hingga Tewas, Begini Kasusnya Terungkap
Baca: Cekcok Suami Istri Sebelum Nurdiana Ditemukan Tewas, Siapa yang Bunuh Bocah 5 Tahun Itu?
Warga tak pernah menyangka jika dua pria yang ditemukan di sungai itu jadi korban kekejaman Mulyadi.
"Gak nyangka kalau dia pelakunya. Karena selama ini memang dia seperti biasa saja, tak ada masalah.
Memang setelah ditemukan mayat di sungai, dia katanya sudah keluar kampung," kata wanita setengah baya itu.
Kejar ke Bangka Belitung
Polisi mengejar Mulyadi setelah mendapat laporan pihak keluarga Nursodik dan Sukirno, makelar sapi yang tewas dibunuh.
Pengejaran pelaku hingga ke Bangka Belitung.
Nursodik dan Sukirno hilang selama dua hari pada akhir Oktober 2019 lalu.
Dua hari setelah melapor ke polisi, Sabtu (2/11/2019), warga Kampung Bumi Rahayu dikejutkan dengan penemuan jenazah di sungai.
Keesokan harinya, satu jenazah lagi ditemukan mengambang di sungai yang sama.
Dari hasil visum, diketahui jenazah tersebut adalah Nursodik dan Sukirno.
Satreskrim Polres Lamteng lalu melakukan pengejaran terhadap Mulyadi.
Awalnya diketahui pelaku berada di kawasan OKU, Sumatera Selatan.
"Saat dilakukan pengejaran di kawasan OKU, ternyata yang bersangkutan sudah melarikan diri," kata Kapolres Lamteng AKBP I Made Rasma, Jumat (31/1/2020).
Pengejaran terus dilakukan dengan melibatkan Polda Sumatera Selatan dan Polda Bangka Belitung.
"Kita mendapatkan laporan jika dari Sumatera Selatan, pelaku melarikan diri ke Bangka Belitung," jelasnya.
Tepat 14 hari pasca pembunuhan, Mulyadi akhirnya diringkus Polres Lampung Tengah di sebuah perkebunan.
"Tepatnya di perkebunan lingkungan Bedeng Ake, Kelurahan Sinar Jaya, Kecamatan Sungai Liat, Bangka Belitung, 14 November 2019," ujar Made.
Rekonstruksi
Dalam rekonstruksi yang digelar Polres Lampung Tengah, Jumat (31/1/2020), terungkap detik-detik Mulyadi membunuh dua makelar sapi asal Lampung Timur, Nursodik dan Sukirno.
Awalnya Nursodik dan Sukirno datang ke rumah pelaku di Kampung Bumi Rahayu, Kecamatan Bumiratu Nuban.
Setelah terlibat perbincangan, Mulyadi mulai menjalankan niatnya membunuh kedua korban dengan cara diracun.
"Keduanya saya buatin kopi. Di dalamnya saya bubuhi racun," terang Mulyadi.
Kasatreskrim Polres Lamteng Ajun Komisaris Yuda Wiranegara mengatakan, Mulyadi kali pertama membawa korban Nursodik ke belakang rumahnya.
"Sempat terjadi perdebatan antara korban dan pelaku. Korban Nursodik merasa bahwa ia telah diracun oleh pelaku," ujar Yuda.
Selanjutnya korban sempat meminta bantuan kepada Mulyadi untuk dikerok.
Bukannya menolong, Mulyadi malah memukul Nursodik dengan sebatang besi.
Setelah Nursodik terkapar, Mulyadi menemui Sukirno yang sudah mual dan pusing.
Sukirno sempat menanyakan di mana posisi Nursodik.
"Oleh pelaku, korban Sukirno juga dibawa ke belakang rumah. Sama seperti Nursodik, Sukirno juga dihabisi dengan sebatang besi, dipukul di bagian badan dan kepala," katanya.
Motif Pembunuhan
Dalam reka ulang kasus pembunuhan makelar sapi, Mulyadi sudah meniatkan untuk meracun korbannya, Nursodik.
Mulyadi kesal karena korban tak membayar utang yang dititipkan oleh temannya.
"Karena waktu saya ke Lampung Timur (nagih utang), dia (Nursodik) tidak mau bayar. Saya kesal. Memang sudah niat saya buat meracun dia," kata Mulyadi.
Mulyadi lalu membeli racun babi hutan di sebuah warung di Lampung Timur.
Keesokan harinya, Mulyadi melaksanakan rencana pembunuhan itu.
"Saya pura-pura mau beli sapi. Tapi saya minta anterin (ke rumah pelaku)," ujar Mulyadi.
Keesokan harinya, Kamis (31/10/2019), transaksi jual beli sapi dilakukan.
Kedua korban mendatangi rumah Mulyadi di Bumiratu Nuban.
Korban dan pelaku menyepakati harga sapi yang akan dijual.
Namun, Mulyadi menetapkan harga sapi setelah memotong utang korban.
"Dia gak mau (pembayaran dipotong utang). Dia maunya supaya sapi dibayarkan penuh," ujar Mulyadi. (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Sosok Mulyadi di Mata Tetangga, si Pendiam yang Habisi Nyawa 2 Makelar Sapi