Harga Ikan Asin Diprediksi Bakal Naik, Ini Pemicunya
Di pantai Bandengan Kabupaten Kendal, pengusaha ikan asin harus kejar-kejaran dengan panas matahari.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Musim penghujan berdampak pada produksi ikan asin.
Di pantai Bandengan Kabupaten Kendal, pengusaha ikan asin harus kejar-kejaran dengan panas matahari.
Jumari pekerja di tempat pembuatan ikan asin Madukesmo, mengatakan pihaknya harus bekerja lebih ekstra saat musim hujan tiba.
Untuk mendapatkan panas matahari saat penjemuran, pihaknya harus bawa keluar masuk ikan setiap harinya.
Terlebih saat cuaca yang cenderung tak menentu.
Katanya, belum lagi masa penjemuran bisa berlangsung lebih lama.
Dari satu hari masa penjemuran pada umumnya, bisa mnejadi 2-3 hari saat musim hujan.
"Kita ada proses rebus. Kemudian dijemur biasa 1 hari sudah kering.
Kalau musim seperti ini sering hujan panas hujan panas bisa dua atau tiga hari," terangnya, Kamis (6/2/2020).
Meski pasokan ikan asin dari nelayan masih tergolong aman, ia meyebutkan tidak menutup kemungkinan harga penjualan ikan asin akan naik dengan lambatnya proses pengeringan.
Meskipun kata Jumari tidak akan siginifikan dari harga sebelumnya.
"Kalau naik saat penjualan kembali tidak banyak paling beberapa ribu saja, tidak seterusnya juga," katanya.
Ikan jenis ini termasuk ikan yang kurang bagus jika diolah menjadi ikan asin.
Harganya pun ia beli dari nelayan tak lebih dari Rp 1.500 perkilo.
Harga tersebut diprediksi tidak akan mengalami banyak perubahan mengingat kualitas ikan yang rendah.
Apalagi harga pasar ikan jenis ini jarang naik meski sampai di beberapa daerah lain.
"Kita jual ke Jakarta dengan kapasitas sesuai yang ada dari nelayan.
Saat banyak bisa sampai 60 ton sehari, tetapi saat sekarang paling beberapa ton saja malah bisa dua hari sekali karena proses penjemuran terganggu adanya musim hujan," terangnya. (Sam)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Biasa Kirim 60 Ton Per Hari, di Musim Hujan Agus Cuma Bisa Pasok Ikan Asin Beberapa Ton saja