Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demi Anak dan Cucunya di Pengungsian eks ISIS Bertahan Hidup, Pasangan Ini Rela Makan Nasi Kecap

Warjinem dan Paidin rela hanya makan nasi kecap demi membantu anak dan cucunya bertahan hidup di pengungsian eks ISIS.

Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Demi Anak dan Cucunya di Pengungsian eks ISIS Bertahan Hidup, Pasangan Ini Rela Makan Nasi Kecap
TRIBUNSOLO.com/ADI SURYA SAMODRA
Warjinem (50) dan Paidin (53) rela makan seadanya agar bisa menabung untuk anaknya dan dua cucunya yang saat ini bertahan hidup di pengungsian di Suriah ditemui di kediamannya di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo, Kamis (6/2/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Warjinem (50) dan Paidin (53) rela makan seadanya agar bisa menabung untuk anak dan dua cucunya yang saat ini bertahan hidup di pengungsian di Suriah.

Orang tua dari DI yang dibawa kabur suaminya ke Suriah demi bergabung kelompok teroris ISIS sekitar tahun 2014, melakukan laku prihatin bertahun-tahun karena kondisi putri sulung mereka.

Warjinem dan Paidin hanya makan nasi ditaburi kecap yang dipadukan sambal semata.

Adapun saat ini DI diduga tinggal di sebuah penampungan pengungsi eks ISIS di daerah Provinsi Hasakah, Suriah bersama kedua anaknya.

Baca: Putrinya Dibawa Kabur Menantu ke Suriah Jadi Anggota ISIS, Warjinem: Pak Jokowi, Pulangkan Anakku

Baca: Ditanya Kewarganegaraan WNI eks ISIS Jadi Stateless, Pakar: Saya Malah Ingin Tanya Pemerintah

Warjinem mengatakan DI dan dua anaknya kesulitan makan karena kebutuhan bahan pokok yang dijual di penampungan mahal.

Apalagi jika menginginkan makan berlauk ayam, hal itu menjadi santapan yang bernilai mahal sekali.

Berita Rekomendasi

Bahkan, anak DI sempat terkena demam tinggi saat tinggal di penampungan.

"Di sana ada tenda tempat orang jualan, tapi di sana barangnya mahal-mahal,” kata Warjinem saat ditemui TribunSolo.com di rumahnya di daerah Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo, Kamis (6/2/2020).

"Untuk membantu anak saya, setiap dua kali dalam sebulan saya mengirim uang untuk anak saya."

"Bisa sampai Rp 3 Juta, itu terlalu berat bagi kami,” imbuhnya.

Warjinem dan Paidin saat ini bekerja sebagai penjual susu keliling dan tukang pijat.

Hasil keringat mereka kemudian ditabung untuk membantu DI dan kedua anaknya bertahan hidup di Suriah.   

"Kami itu orang kecil, makan cuma seadanya."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas