Temuan Puluhan Patung Artefak di Tasikmalaya Jadi Objek Selfie, Arkeolog Sebut Bukan Ganesha
Keberadaan patung-patung batu yang diduga artefak di obyek wisata Batu Mahpar, Kampung Tegal Munding Tasikmalaya jadi objek selfie pengunjung
Editor: Sugiyarto
Namun karena fokus ke pengembangan dan penataan, upaya penggalian baru dilaksanakan Minggu (9/2/2020).
Safari mengatakan, pihaknya akan membentuk tim untuk meninjau lokasi temuan patung batu tersebut, Rabu (12/2/2020).
Hasil peninjauan bisa saja diserahkan ke instansi terkait seperti Balai Arkeologi di Bandung untuk diteliti lebih mendalam lagi.
Terutama untuk memastikan apakah memang artefak atau bukan.
"Kami bentuk tim dulu, lalu besok (Rabu, Red) akan diterjunkan ke lokasi. Saya juga akan ikut meninjau langsung. Temuan kemudian didokumentasikan, karena kemungkinan akan diserahkan ke Balai Arkeologi di Bandung sebagai data awal untuk diteliti lebih lanjut," kata Safari.
Menurutnya, selama buka lima tahun objek wisata Batu Mahpar sudah dikenal, tak hanya wilayah Priangan Timur tapi juga kota-kota besar di Jabar dan Jabodetabek.
"Daya tariknya selain keindahan alam serta destinasi buatan, juga ada sungai yang berisikan hamparan batu sepanjang sekitar 500 meter," kata Safari.
Bukan Kelompok Ganesha
Balai Arkeologi Jawa Barat belum bisa memastikan keaslian puluhan patung batu diduga artefak di obyek wisata Batu Mahpar, Kabupaten Tasikmalaya.
Peneliti Utama Balai Arkeologi Jawa Barat, Nanang Saptono, menyebut banyak sekali komponen-komponen pengamatan untuk mengetahui keaslian dari benda-benda peninggalan sejarah.
"Sesuai enggak dengan patokan-patokan dalam arca itu. Yang penting lagi konteks, kaitan temuan satu dan lainnya itu bagaimana. Seperti pecahan-pecahan lainnya, justru menjadi petunjuk awal," ujar Nanang Saptono saat diwawancarai Tribun Jabar di Jalan Raya Cinunuk Kilometer 17, Kabupaten Bandung, Selasa (11/2/2020).
Menurutnya, lokasi dari penemuan patung-patung itu juga perlu ditelaah.
"Kami belum lihat, nanti dulu, enggak bisa langsung menilai (keaslian patung-patung di Tasikmalaya itu)," katanya.
Dia menuturkan patung yang menyerupai gajah atau Ganesha pada masa klasik dalam kebudayaan Sunda mempunyai ciri khas tersendiri.
"Istilahnya tipe Pajajaran, jadi bentuk gajahnya beda banget dengan yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur," ujarnya.