Kronologi Ular Weling Tewaskan Bocah di Cirebon: Kenali Mematikannya Gigitan Ular
Ular itu disebut memiliki ekor yang lancip. Kemudian, warna belang hitam putihnya sampai punggung, sedang perutnya warna putih polos.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Keganasan ular weling memang mematikan. Kali ini seorang bocah berusia 4 tahun di Cirebon, Jawa Barat yang menjadi korban gigitannya.
Akibat gigitan ular weling, bocah bernama Adila Oktavia itu meninggal dunia.
Berdasarkan kronologinya, Adila digigit ular weling saat sedang tidur di rumahnya, pada Jumat (7/2/2020).
Baca: Viral Video Dua Guru SMA Duel di Dalam Kelas Ditonton Para Murid: Ini Kronologi dan Pemicunya
Baca: Fakta Baru Kasus Suami Jual Istri ke Teman: Sudah 3 Tahun, Korban Dipaksa Melayani Saat Hamil
Baca: Kakek Acun Baru Khitan Saat Umur 75 Tahun: Hatinya Luluh Karena Bujukan Istri Kedua, Sakitnya Sehari
Malam itu, pukul 23.20 WIB, ia tiba-tiba menangis, bahkan terdengar merintih kesakitan.Kondisi itu membuat orangtuanya, Mukmin dan Rusmiati langsung bangun untuk memeriksa anaknya.
Saat dilihat, ada seekor ular yang menempel di betis Adila Oktivia. Rusmiati melihat ada darah dan bekas gigitan di tumit anaknya.
"Setelah diperiksa, tumitnya ada bekas gigitan, ada darahnya.
Saya enggak tahu penanganannya, cuma diikat kakinya dan disedot lukanya,” kata sang ibu, seperti yang dimuat Kompas.id.
Akhirnya, sang bocah pun dilarikan ke rumah sakit, pada Sabtu (8/2/2020) dini hari, kemudian di rujuk ke RSUD Gunung Jati.
Kondisi bocah yang digigit ular weling itu pun semakin memprihatinkan.
Ia mengalami sesak napas, bahkan muntah berkali-kali.
Tak hanya itu, bocah Cirebon yang menjadi korban gigitan ular weling juga mengalami koma.
Sejak dirawat di rumah sakit, kondisi Adila tak kunjung membaik. Pada akhirnya, ia meninggal dunia pada Rabu (12/2/2020) malam.
“Kabarnya, tadi malam, sekitar pukul 20.30 WIB,” kata Kepala Desa Pamengkang Kosasih seperti yang dilaporkan Kompas.com.
Kejadian bocah tewas digigit ular weling ini bukan yang pertama, beberapa waktu lalu juga ada bocah yang kena korban gigitan ular weling.
Pada Januari 2020, ada seorang bocah bernama Hadi Ramdani meninggal dunia setelah digigit ular weling.
Bocah berusia 11 tahun yang tinggal di kawasan Ujungberung, Kota Bandung itu meninggal pada Rabu (22/1/2020).
Bedanya, ular tersebut adalah tangkapan dari bocah itu sendiri yang ditemukan di sekitar rumahnya.
Sebagai informasi, ular weling memang kerap ditemukan di area permukiman atau persawahan.
Seorang peneliti reptil dan amfibi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy pernah menjelaskan hal ini pada artikel yang pernah dimuat Kompas.com.
Tak hanya itu, ia juga menjelaskan ciri fisik yang mencolok dari ular berbisa itu.
Ular itu disebut memiliki ekor yang lancip. Kemudian, warna belang hitam putihnya sampai punggung, sedang perutnya warna putih polos.
Ular yang satu ini memang dikenal memiliki bisa yang sangat mematikan sehingga sangat berbahaya.
Sebagai info tambahan, ular weling atau bungarus candidus merupakan suku atau golongan Elapidae.
Ular jenis ini termasuk dalam keluarga besarnya ular king kobra.
Baca: Viral Video Dua Guru SMA Duel di Dalam Kelas Ditonton Para Murid: Ini Kronologi dan Pemicunya
Baca: Fakta Baru Kasus Suami Jual Istri ke Teman: Sudah 3 Tahun, Korban Dipaksa Melayani Saat Hamil
Baca: Kakek Acun Baru Khitan Saat Umur 75 Tahun: Hatinya Luluh Karena Bujukan Istri Kedua, Sakitnya Sehari
Hal ini pernah dijelaskan Panji Petualang dalam sejumlah vlog di channel Youtube-nya.
"Ular weling jenis Bungarus spesies, Bungarus adalah keluarga ular golongan Elapidae yang masuk dalam keluarga besarnya kobra, hanya mereka berbeda spesies," katanya pada vlog diunggah pada 22 Agustus 2019 berjudul 'Ular Weling Tewaskan Satpam di Tangerang/Yuk Kenali Ular!'.
Kemudian, Panji Petualang menjelaskan karakter ular weling cenderung lebih pasif daripada ular kobra.
"Di antara jenis elapidae, mmang jenis bungarus termasuk ular yang pasif, tidak seperti king kobra yang sangat agresif, bungarus cenderung jinak," katanya.
Kemudian, disebutkan juga bahwa ular itu kerap aktif di malam hati dan memiliki karakter yang sulit ditebak.
"Ular weling, berbisa namun pasif, aktif di malam hari, hampir mirip ular paling mematikan di dunia yaitu ular laut, namun merek asulit ditebak," ujarnya.
Pada vlog lainnya, Panji Petualang juga bahwa ular weling itu lebih mematikan daripada ular kobra.
"Bisanya enam kali lebih mematikan daripada kobra," ujarnya dalam vlog yang diunggah pada 4 April 2018 berjudul 'Ini Dia Ular Berbisa yang Lebih Mematikan dari Cobra'.
Ia juga menyebut, gigitan ular weling bisa meregang nyawa manusia dalam hitungan hari.
"Walaupun tergolong ular yang tidak agresif seperti kobra, lebih santai lebih kalem, tapi satu gigitannya bisa membunuh manusia dalam hitungan hari," kata Panji Petualang.
Baca: Viral Video Dua Guru SMA Duel di Dalam Kelas Ditonton Para Murid: Ini Kronologi dan Pemicunya
Baca: Fakta Baru Kasus Suami Jual Istri ke Teman: Sudah 3 Tahun, Korban Dipaksa Melayani Saat Hamil
Baca: Kakek Acun Baru Khitan Saat Umur 75 Tahun: Hatinya Luluh Karena Bujukan Istri Kedua, Sakitnya Sehari
Bedanya dengan Ular Welang dan Cincin Emas
Antara ular weling, ular welang, dan ular cincin emas ternyata berbeda, meskipun bagi orang awam bisa jadi terlihat sama jika dilihat sekilas dari permukaannya.
Ketiganya memang terlihat mirip, yaitu memiliki warna belang yang khas, baik hitam kuning, atau hitam putih.
Nah, sebagai pengetahuan untuk Anda, di sini akan dijelaskan perbedaan mencolok terkait ketiga ular ini.
Mengapa perlu diketahui? Hal ini disebabkan ular weling (Bungarus candidus), ular welang (Bungarus fasciatus), dan ular cincin emas (Boiga dendrophila) sama-sama memiliki bisa yang mematikan.
Oleh karena itu, Anda perlu waspada jika menemukan ketiga ular liar jenis ini di alam.
Menurut pecinta reptil terkenal, Panji Petualang, pada dasarnya ular tak akan menyerang jika tidak merasa terancam. Sebaliknya, jika ular tersebut merasa terusik, maka akan melakukan serangan balik.
Hal ini disampaikan dalam tayangan Teman Panji Net TV.
"Sifat ular liar ketika mereka diganggu mereka akan melakukan serangan balik. Ular pada dasarnya tidak menyerang jika tidak diganggu," katanya.
Pada tayangan itu, Panji juga menunjukkan jenis ular belang, bewarna hitam dan kuning yang ditemukan melingkar di atas pohon.
Ternyata ular yang ditemukannya itu ular cincin emas. Sang ular termasuk ular arboreal atau ular pohon. Berbeda dengan ular welang dan ular weling, keduanya tak hidup di pohon.
"Ular welang dan weling tidak di atas pohon, mereka cenderung tidak bisa memanjat pohon, sedangkan cincin emas merupakan jenis ular yang hidup di atas pohon atau alboreal. Jika hitam kuning di atas pohon itu bisa dipastikan adalah cincin emas," kata Panji Petualang.
Kemudian, Panji juga menjelaskan, ciri ular pohon seperti cincin emas memiliki ekor yang panjang untuk mengait atau di dahan pohon.
"Ciri-ciri ular arboreal atau ular pohon, mereka memiliki ekor yang panjang untuk mengait, jadi fungsi ekor ini untuk berpegangan, walaupun mereka tak memiliki tangan dan kaki tapi mereka memiliki kemampuan luar biasa, termasuk menyerangnya," ujarnya.
Untuk ular cincin emas, termasuk ular berbahaya karena memiliki bisa.
Namun, disebutkan Panji Petualang, bisa ular ini hanya berdampak pada orang-orang yang memiliki golongan darah O.
Oleh karena itu, harus waspada bagi yang golongan darah O jika menemukan ular ini.
"Mereka berbisa, tapi bisanya berpengeruh ke beberapa orang saja yang memiliki golongan darah O, yang bukan O aman," katanya.
Disebutkan juga bahwa bisa ular cincin emas tidak terlalu mematikan seperti ular kobra. Namun, tetap gigitannya sangat menyakitkan.
"Walaupun berbisa tidak mematikan seperti kobra, namun harus hati-hati dengan ular ini karena gigitannya sangat menyakitkan," katanya.
Jika, terkena gigitannya, Panji menyebut tak ada obatnya karena di Indonesia tidak ada antibisanya. Hal itu bergantung pada daya tahan tubuh orang yang kena gigitannya.
"Jika digigit ular cincin emas itu tidak ada obat kecuali daya tahan tubuh kita sendiri, berarti kita harus fit kalau sampai terkena gigitan ular ini, biasanya bisa sembuh sendiri, ini anti biasanya enggak ada," katany
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul VIDEO Kronologi Ular Weling Tewaskan Bocah, Kini di Cirebon, Kenali Mematikannya Gigitan Ular, https://jabar.tribunnews.com/2020/02/13/video-kronologi-ular-weling-tewaskan-bocah-kini-di-cirebon-kenali-mematikannya-gigitan-ular?page=all.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.