Kisah Kakak Beradik Mahasiswa Kedokteran di Wuhan Asal Pamekasan Usai Pulang Dari Observasi Natuna
Mereka kini telah berkumpul dengan keluarga di kampung halamannya, Kelurahan Barurambat Timur, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.
Editor: Hendra Gunawan
“Kami yang di China yang tahu langsung kondisi di sana saat itu. Sementara orang-orang di luar, hanya bisa berkomentar dan menyatakan ini dan itu, tanpa tahu persis keadaan sebenarnya di sana," ujarnya.
Bahkan, termasuk foto bergelimpangannya korban di jalan. Orang yang terkena corona pasti demam. Tetapi, tidak semua yang demam itu corona. Ini yang perlu diketahui, agar tidak gampang memvonis orang yang demam, dikatakan korona.
Seperti foto-foto orang jatuh dan bergelimpangan di jalan, ada yang tidak ada kaitannya dengan corona dan kejadiannya sudah beberapa tahun lalu.
"Dan sebagian memang ada yang percaya, karena mereka memang tidak tahu yang sebenarnya,” kata Ilham, yang mengaku, ketika wabah corona melanda, dirinya tetap tenang makan, karena masak sendiri dengan suhu yang tinggi.
Dikatakan, virus corona itu terjadi Desember 2019, namun booming pada Januari 2020.
Dan akhir-akhir ini pemerintah China tidak membolehkan warganya ke luar dari China.
Jika ada yang nekat, maka di Bandara lebih dulu harus melewati termoscanner untuk mendeteksi suhu tubuh yang melebihi 30 derajat celcius, dilarang ke luar China.
Dikatakan, ketika melewati bandara di China, terdapat tiga mahasiswa yang terpaksa tinggal tidak bisa pulang ke Indonesia.
Sebab ketiganya itu waktu melewati termoscanner, memakai baju tebal sehingga suhu tubuhnya naik melebihi ambang batas dan tertahan di bandara. Kemudian ketiganya menjalani tes hingga lima kali, dinyatakan negatif tidak terinveksi corona.
Tetapi karena pesawatnya sudah didesak untuk segera terbang, maka ketiganya ditinggal dan disarankan kembali ke kampus di China.
Dijelaskan, selama di Natuna dibuat senag dan gembira. Ketika sudah tiba waktunya untuk pulang ke kampung halaman masing-masing, perasaannya sedikit sedih lantara akan berpisah dengan mereka (warga yang diobservasi di Natuna.Red). Sebab, walau di Natuna hanya berlangsung 14 hari, tapi rasa persaudaraan sudah akrab.
“Ya, karena di sana, makan ambil nasinya barengan, main bersama dan mau antre mandi bareng,” papar Ilham. (Muchsin)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Reaksi Kakak Beradik, Asal Pamekasan seusai Pulang dari Observasi di Natuna dan Ketemu Keluarga