Kegiatan Susur Sungai Berujung Petaka, KPAI Nilai Pihak Sekolah Ceroboh
"Pihak sekolah diduga ceroboh, karena tidak menghitung secara masak faktor resiko," katanya
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
KPAI Nilai Pihak Sekolah Ceroboh Libatkan Anak dalam Giat Susur Sungai saat Cuaca EkstremLaporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku prihatin akan jatuhnya korban jiwa dalam giat susur sungai oleh SMPN 1 Turi, Sleman.
Diketahui, 8 siswi SMPN 1 Turi meninggal dunia dan dua belum ditemukan lantaran hanyut saat mengikuti kegiatan pramuka, Jumat (21/2/2020) sore.
Baca: Kegiatan Susur Sungai di Sleman Berujung Petaka: Kronologi, 9 Siswa Tewas dan 1 Orang Masih Hilang
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan pihak sekolah diduga ceroboh karena melakukan giat ketika cuaca ekstrem.
"Pihak sekolah diduga ceroboh, karena tidak menghitung secara masak faktor resiko menyelenggarakan kegiatan susur sungai di saat musim penghujan dengan kondisi cuaca ekstrem, bahkan diduga kuat mengabaikan peringatan BMKG," ujar Retno, dalam keterangannya, Sabtu (22/2/2020).
Menurut Retno para guru dan pelatih harus melakukan survei terdahulu sebelumnya.
Kondisi cuaca, jalur evakuasi, kemudahan naik dan turun ke badan sungai, termasuk debit sungai pun dinilai Retno harus dipertimbangkan.
Dengan membawa ratusan murid dengan usia di bawah umur, Retno mengatakan perlindungan dan keselamatan anak-anak harus menjadi faktor utama yang dipertimbangkan dan diperhatikan.
Oleh karenanya, KPAI memandang bahwa kegiatan susur sungai bagi anak-anak usia SMP tidaklah tepat, apalagi di musim penghujan seperti saat ini.
"Karena idealnya susur sungai dilakukan oleh orang-orang dewasa, anak dan remaja tidak boleh susur sungai. Orang dewasa yang dimaksud adalah mereka yang telah memiliki keterampilan. Seperti TNI, Mapala, komunitas sungai, mereka-mereka yang telah terbiasa," kata dia.
Baca: Susur Sungai Tewaskan 9 Orang, Kepala SMPN 1 Turi Mengaku Tak Tahu Ada Kegiatan Tersebut
Sementara dalam kasus hanyutnya siswa-siswa SMPN 1 Turi, kata Retno, beberapa di antara korban selamat mengaku belum pernah menyusuri sungai sebelumnya.
"Bagi anak dan remaja, susur sungai bisa dilakukan di luar (aliran) sungai, tidak jalan-jalan di dalam (aliran) sungai. Sebab, kegiatan ini berisiko tinggi dan hanya diperkenankan dilakukan orang yang terlatih dan terbiasa," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.