FAKTA Tragedi Maut Susur Sungai SMP Sleman, Seluruh Korban Tewas Perempuan hingga Orangtua Histeris
Tragedi maut susur sungai yang terjadi pada siswa SMPN 1 Turi Sleman di Sungai Sempor Sleman, Jumat (21/2/2020), mendatangkan duka tersendiri.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Tragedi maut susur sungai yang terjadi pada siswa SMPN 1 Turi Sleman di Sungai Sempor Sleman, Jumat (21/2/2020), mendatangkan duka tersendiri.
Diberitakan sebelumnya kejadian maut tersebut terjadi saat ratusan siswa melakukan susur sungai, dalam kegiatan Pramuka sekolah.
Adapun kejadian ini, menurut laporan dari Supervisor Pusdalops DIY, Indra, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.00 WIB di Sungai Sempor, Dukuh Donokerto Turi.
Dan hingga kini disebutkan seluruh korban tragedi susur sungai tersebut telah ditemukan.
Berikut fakta-faktanya, dilansir dari Tribunnews.com dari berbagai sumber:
Seluruh Korban Tewas adalah Perempuan
Dalam tragedi susur sungai tersebut, dilaporkan ratusan siswa hanyut terbawa derasnya aliran sungai Sempor.
Sekitar 250 orang siswa terdampak, sempat dinyatakan hilang, akhirnya selruuh korban tragedi tersebut pun ditemukan.
Dilansir Kompas.com, pada Minggu (23/2/2020) pagi, tim menemukan 2 korban tewas terakhir, sehingga total korban meninggal mencapai 10 orang.
“Dengan sudah ditemukannya seluruh korban maka operasi SAR dinyatakan selesai hari ini dan seluruh potensi SAR dikembalikan ke masing-masing unsur,” tutur Komandan Operasi SAR Sungai Sempor 2020, Asnawi, sebagaimana dikutip pada rilis dari Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo, Minggu.
Dua korban terakhir yang ditemukan yakni pada pukul 05.30 WIB dan 07.05 WIB.
Berikut daftar 10 korban tewas yang keseluruhan merupakan siswi SMPN 1 Turi:
1. Sovie Aulia (15)
2. Arisma Rahmawati (13)
3. Nur Azizah (15)
4. Lathifa Zulfaa (15)
5. Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (14)
6. Evieta Putri Larasati (13)
7. Faneza Dida (13)
8. Nadine Fadilah (12)
9. Yasinta Bunga (13)
10. Zahra Imelda (12).
Keterangan Kepala Sekolah yang Baru Satu Setengah Bulan Menjabat
Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana buka suara dan mengaku tak mengetahui agenda Susur Sungai Sempor dalam kegiatan Pramuka yang digelar Jumat (21/22020) sore.
"Kebetulan saya baru satu setengah bulan menjabat kepala sekolah, kegiatan Pramuka melanjutkan dari program lama. Jujur saya tidak tahu ada kegiatan susur sungai," kata kepala sekolah (kepsek) dalam jumpa pers di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/2/2020).
"Kegiatan Pramuka memang rutin setiap hari Jumat, dari pukul 14.00 sampai 15.30," lanjutnya.
Baca: Jawaban Pembina Pramuka SMPN 1 Turi saat Diingatkan soal Susur Sungai Sempor: Mati di Tangan Tuhan
Sementara pihaknya melanjutkan ada tujuh pembina yang ikut dalam kegiatan susur sungai, semuanya adalah guru SMPN 1 Turi.
Tutik melanjutkan, pembina tidak berkoordinasi dengan kepala sekolah dalam pelaksanaan susur sungai.
Tutik juga mengatakanpara siswa yang mengikuti susur sungai berasal dari Turi dan sudah paham daerah Turi.
"Jadi mungkin, ya, menganggap itu biasa," sambungnya.
Dilansir TribunJogja.com, Tutik juga memohon maaf atas musibah yang menimpa anak didiknya.
Pihaknya tidak menduga akan terjadi musibah seprti ini.
Pihaknya juga meminta dukungan dari masyarakat, agar keluarga dan kerabat korban yang meninggal diberikan kekuatan.
Tinggalkan Siswa yang Susur Sungai, Pembina Pramuka jadi Tersangka
Diberitakan salah seorang pembina pramuka dinyatakan sebagai tersangka, lantaran terbukti meninggalkan siswa saat kegiatan susur sungai.
Hal tersebut dari hasil polisi setelah memeriksa 13 orang.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto mengatakan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY telah menaikkan status penyelidikan menjadi penyidikan.
"Kita juga sudah menaikkan status salah satu saksi itu dengan inisial IYA menjadi tersangka.
Saat ini (kemarin), yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan, dilakukan BAP sebagai tersangka," terangnya.
Baca: Akui Tak Tahu Kegiatan Susur Sungai Sempor, Kepsek SMPN 1 Turi Sleman: Saya Baru 1,5 Bulan Menjabat
Adapun IYA (36) kelahiran Sleman, seorang pembina pramuka sekaligus sebagai guru olahraga dari SMPN 1 Turi.
Yuliyanto menekankan bahwa tersangka IYA-lah yang meninggalkan para siswa di sungai.
Pasal yang kita dikenakan adalah 359 KUHP kelalaian yang mengakibatkan orang meninggal dunia dan pasal 360 KUHP karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain luka-luka.
Ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.
Sementara itu Yulianto mengatakan, dari 13 orang itu tujuh di antaranya adalah pembina Pramuka, sisanya dari Kwarcab Kabupaten Sleman dan warga.
Berdasarkan pemeriksaan, Yuliyanto menerangkan bahwa dari tujuh orang pembina tersebut, satu orang tinggal di sekolah untuk menjaga barang-barang para siswa.
Enam lainnya ikut ke Sungai Sempor, tempat kejadian perkara.
"Enam orang itu ikut mengantar anak-anak ke sungai. Dari enam orang itu, empat orang ikut turun ke sungai. Ada seorang yang meninggalkan lokasi karena ada keperluan. Sedangkan seorang lagi, menunggu di titik finisnya yang berjarak sekitar 1 kilometer dari start," jelasnya, Sabtu (22/2/2020).
Terkait apakah ada kemungkinan bertambahnya tersangka, Yuli menuturkan itu tergantung hasil pemeriksaan saksi-saksi.
Jerit Histeris Orangtua
Dilansir TribunJogja.com, saat proses evakuasi para korban hanyut, tangisan haru dan suara histeris orangtua juga keluarga tumpah di lokasi, di Klinik Pratama Swa, Turi, Sleman, Jumat (21/2/2020) sore.
Bahkan ada kisah pilu, yakni satu di antara korban tewas yakni Khoirunnisa Nur Cahyani Sukmaningdyah, dimakamkan bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-13.
Pada nisannya tertulis Khoirunnisa Nur Cahyani Binti M Dedi S, lahir 22-2-2007, wafat 21-2-2020.
Baca: Akan Tuntut SMPN 1 Turi, Ayah Korban Tewas Susur Sungai Sempor: Anak Orang Bukan untuk Dipermainkan
Orangtua Khoirunisa Dedi dan Yani sangat berduka atas berpulangnya putri pertama mereka Khoirunnisa Nur Cahyani Sukmaningdyah.
Air mata keduanya tak hentinya menetes atas kepergian anak yang sangat mereka sayangi.
Khoirunnisa merupakan anak kesayangan mereka yang dikenal pintar dan penurut.
Dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube TVOne News, Sabtu (22/2/2020), Dedi menyatakan jenazah anaknya telah ditemukan Tim SAR sekira pukul 21.00 WIB.
"Sekitar jam 9 malam, Nisa sudah ditemukan, katanya di Rumah Sakit Puri Husada, saya ke sana."
"Jenazah di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara mungkin di sana mau diautopsi atau bagaimana," paparnya.
Dedi mengungkapkan, sebelumnya, Khoirunnisa sudah meminta untuk dibelikan buku untuk kado di hari ulang tahunnya yang justru bertepatan dengan hari di mana ia dimakamkan.
"Sebelumnya kan memang tanggal 21 Februari 2020 itu kan hari ulang tahun saya, terus besoknya hari Sabtu ini kan ulang tahun dia."
Sambil menahan tangis, Dedi bercerita sempat jauh sebelum kejadian maut tersebut, Khoirunisa meminta sebuah kado yakni buku.
Sementara itu saat ini seluruh siswa SMPN Turi 1 Sleman korban tewas saat kegiatan Pramuka dengan menyusuri Sungai Sempor, telah ditemukan.
Pada Minggu (23/2/2020) pagi, tim menemukan 2 korban tewas terakhir, sehingga total korban meninggal mencapai 10 orang.
“Dengan sudah ditemukannya seluruh korban maka operasi SAR dinyatakan selesai hari ini dan seluruh potensi SAR dikembalikan ke masing-masing unsur,” tutur Komandan Operasi SAR Sungai Sempor 2020, Asnawi, sebagaimana dikutip pada rilis dari Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo, Minggu.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Tribunjogja.com/Yosef Leon Pinsker) (Kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.