Jawaban Pembina Pramuka SMPN 1 Turi saat Diingatkan soal Susur Sungai Sempor: Mati di Tangan Tuhan
Seorang korban selamat tragedi susur Sungai Sempor menceritakan bagaimana pembina pramuka keras kepala saat diberi peringatan oleh warga
Editor: Ananda Putri Octaviani
Ia sempat menunda mengganti sepatu anaknya yang berlubang karena dagangan masih sepi.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa SMPN 1 Turi Sleman hanyut terbawa arus saat mengikuti kegiatan susur sungai pada Jumat (21/2/2020).
Ratusan siswa melakukan susur sungai dalam rangka kegiatan pramuka.
Hingga Minggu (23/1/2020), dilaporkan sebanyak 10 siswa tewas dalam tragedi susur sungai tersebut.
Dua korban atas nama Yasinta Bunga dan Zahra Imelda ditemukan petugas pada Minggu (23/2/2020).
Penemuan tersebut membuat tim SAR akhirnya resmi menutup pencarian.
Keduanya ditemukan di Dam Mantras, Dukuh, Donokerto.
Baca: Pramuka Jadi Kegiatan Rutin di SMPN 1 Turi, Kepsek Jujur Soal Susur Sungai: Saya Baru 1,5 Bulan
Baca: Tingggalkan Siswa di Sungai, Pembina Pramuka SMPN 1 Turi jadi Tersangka, Terancam 5 Tahun Penjara
Baca: Cetus Program Susur Sungai, Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Resmi Ditahan dan Terancam 5 Tahun Penjara
Mengutip informasi Basarnas Yogyakarta melalui akun Twitter-nya, Yasinta Bunga ditemukan pukul 05.30 WIB.
Yasinta ditemukan dalam kondisi henti nafas dan jantung.
Ia lalu dilarikan ke RS Bhayangkara Yogyakarta.
Korban kedua adalah Zahra Imelda yang ditemukan pulul 07.05 WIB.
Kepergian Yasinta Bunga menyisakan duka mendalam bagi keluarganya.
Yasinta merupakan anak semata wayang dari pasangan Suraji (61) dan Hesti.
Mereka tinggal di Dadapan, Wonokerto, Turi, Sleman.