Warga Sudah Mengingatkan, Pembina Pramuka SMP 1 Turi Jawab 'Kalau Mati di Tangan Tuhan'
Polisi membenarkan tersangka adalah seseorang yang dinilai bertanggung jawab membuat program susur sungai.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kegiatan Pramuka susur sungai yang dilakukan sejumlah siswa SMPN 1 Turi, Sleman pada Jumat (21/2/2020) berujung duka.
Pasalnya kegiatan tersebut menewaskan 10 korban siswi yang hanyut terbawa arus deras.
Rupanya kegiatan tersebut tetap dilakukan meski sedang turun hujan.
Disisi lain, berdasar pengakuan warga, mereka telah memperingatkan pembina pramuka untuk tidak melakukan kegiatan susur sungai itu.
Hal itu dibeberkan oleh satu di antara siswi yang selamat.
Tita Farza Pradita, seorang siswi SMPN 1 Turi membenarkan seorang warga telah memperingatkan supaya kegiatan susur sungai tidak perlu dilakukan.
"Tapi itu katanya sama warga sudah diingetin mending nggak usah, tapi tetap melanjutkan," tutur Tita, melansir dari tayangan Youtube Kompas TV.
Baca: Punya Ide Susur Sungai Tapi Tinggalkan Peserta, Ini Pengakuan Tersangka Pembina Pramuka SMPN 1 Turi
Meski sudah diperingatkan, ternyata pembina pramuka tetap melanjutkan kegiatan tersebut.
Bahkan pembina tersebut sempat mengatakan kalau para siswa meninggal, itu hak Tuhan.
"Mendengar ada yang memperingatkan warga, katanya (kakak pembina) ya nggak papa kalau mati juga di tangan Tuhan," ujar Tita.
Tita pun mengatakan saat kegiatan susur sungai, tidak ada satupun pembina pramuka yang mendampingi.
Namun sesaat sebelum memulai kegiatan susur sungai sang pembina sempat memberikan pesan.
"Sempat (ketemu kakak pembina) cuma bilang hati-hati," ungkapnya.
Saat ini, kondisi Tita sudah membaik sewaktu menceritakan peristiwa yang ia alami.