Cerita Keluarga Siswa SMPN 1 Turi yang Selamat: Korban Terguncang hingga Sempat Ingatkan Temannya
Kakak korban selamat tragedi susur Sungai Sempor, Nindia (21) menceritakan, saat ini kondisi adiknya yang bernama Annisa Ramadhani (15), terguncang.
Penulis: Nuryanti
Editor: Miftah
Annisa pun sempat mengajak temannya untuk naik dari dalam sungai.
"Saat itu, adik saya sempat mengukur sungai, memang ada yang selutut tapi ada juga yang seleher. Adik saya mengajak teman-temannya untuk naik," ungkapnya.
Sayangnya, teman-teman Annisa, tak menghiraukan anjuran dari Annisa.
"Nanti kalau enggak turun dimarahi pembina loh," ujarnya menirukan ucapan teman Anissa.
Menurutnya, adiknya yang sudah mengukur kedalaman air sebelumnya, akhirnya tak ikut turun ke sungai.
Dari atas sungai, Annisa melihat teman-temannya terseret air sungai, dan segera meminta pertolongan.
"Tapi adik saya ngeyel, dia naik bersama lima orang lainnya, baru balik badan sebentar ternyata teman-temannya yang lain sudah ada keseret. Adik saya terus cari pertolongan ke warga," imbuh Nindia.
Pendampingan Psikolog untuk Siswa
Para siswa SMPN 1 Turi Sleman kelas 7 dan 8, menjalani pendampingan dan terapi dari tim psikolog serta relawan di sekolah sejak Senin (24/2/2020).
Ketua IPK Wilayah DIY, Siti Urbayatun mengatakan, tragedi susur Sungai Sempor pada Jumat lalu merupakan kejadian luar biasa.
Sehingga, para siswa selamat perlu mendapat pendampingan psikolog.
"Kita membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif."
"Universitas di Yogyakarta yang memiliki Fakultas Psikologi kami minta bantuan, organisasi masyarakat juga banyak yang membantu," kata Siti, dikutip dari TribunJogja.com, Senin.
Dalam pendampingan psikologi hari pertama, ada enam siswa yang mengalami gejala gangguan psikologis.
Baca: Siswi SMPN Turi Tita Farza Dengar Peringatan Warga, Pembina Pramuka Bilang Mati Urusan Tuhan
Baca: Kakek 71 Tahun Nekat Nyebur Selamatkan Siswa SMPN 1 Turi Meski Sempat Hanyut saat Gendong Korban