Panji Petualang Akhirnya Temukan 'Buaya Berkalung Ban' di Tempat Ini
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah untuk melakukan penyelamatan buaya itu
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Palu Isti Tri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, PALU - Proses penyelamatan buaya berkalung ban di Kota Palu belum juga membuahkan hasil.
Kondisi buaya liar berkalung ban yang kerap menampakkan diri di aliran sungai Palu semakin memprihatinkan.
Sejak kemunculannya pada 2016 silam, ban yang melilit dilehernya belum terlepas dan tubuh buaya berspesies siam ini makin membesar.
Alhasil, ban tersebut lambat laun akan mencekik lehernya.
Ini akan membuat angka kepunahan buaya siam semakin besar.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah untuk melakukan penyelamatan buaya siam itu dari jeratan ban di lehernya.
Bahkan, BKSDA Sulawesi Tengah sempat membuat sayembara untuk proses penyelamatan ini.
Baca: Berikut 4 Masker Wajah Berbahan Dasar Tomat, Coba Campurkan dengan Lidah Buaya hingga Kentang
Baca: Buaya Berkalung Ban di Kota Palu Muncul di Sekitar Perangkap, Netizen: Cuma Lewat-lewat Santuy
Baca: Grab Ajak Kenalan Local Heroes Asal Medan, Siapa Saja Mereka?
Meski mengiming-imingi sejumlah hadiah uang tunai untuk siapa pun yang berhasil, rupanya tidak banyak menarik minat masyarakat untuk mengikuti sayembara ini.
Karena sepinya peminat, akhirnya BKSDA Sulawesi Tengah harus menutup sayembara tersebut.
Non-Goverment Organization (NGO) asal Australia juga pernah membantu BKSDA Sulawesi Tengah tetapi tetap tak membuahkan hasil.
Hingga pekan lalu, dua ahli reptil asal Australia kembali membantu BKSDA Sulawesi Tengah, yakni Matt Wright dan Chris Wilson.
Menggunakan strategi perangkap besi, kedua publik figur Australia tersebut belum berhasil menangkap buaya berkalung ban tersebut.
Tahun 2018, upaya penyelamatan buaya juga dilakukan oleh Muhammad Panji alias Panji si Petualang, seorang bintang di salah satu program televisi nasional.
Saat itu, Panji dan timnya menyusuri Sungai Palu bersama sejumlah personel Polisi Air dan Udara (Polairud), Minggu (21/1/2108).
Namun, sayangnya usaha tersebut juga belum membuahkan hasil.
Buaya yang tadinya berjemur di onggokan pasir di tengah Sungai Palu tiba-tiba masuk ke sungai.
Panji Petualang belum kembali ke Kota Palu untuk mencoba kembali usahanya untuk menyelamatkan buaya berkalung ban.
Namun, atensinya terhadap upaya penyelamatan buaya berkalung ban tersebut masih diperlihatkan Panji Petualang.
Hal tersebut terlihat dari unggahan akun Instagram pribadinya, @panjipetualang_real.
Meski atensinya tak tampak serius, tapi ia menggunakan keterangan unggahan dengan nada lucu pada unggahannya Rabu (19/2/2020) siang.
"Loh.. ternyata udah di tangkap," tulis @panjipetualang_real.
Sebab, ia menemukan buaya berkalung ban di tempat yang tak biasa, yakni di toko kue.
Ya, buaya yang dimaksud Panji Petualang adalah sebuah roti buaya yang dibuat mirip dengan buaya berkalung ban itu.
Sontak saja unggahan Panji Petualang ini pun ramai dikomentari warganet lantaran mengundang tawa.
"Sa ae si aa.... Ini ban nya bisa dimakan pastinya," tulis @anik_agustina85.
"Lah kocak langsung di buat jadi kue wkkwwkwkwk," komentar @pe__ka_.
"Genius idenya kang...." tulis @branjangkawat38 ditutup emoji tertawa.
"Ternyata orang itu pemnang sayembara nya," komentar @miameilindha.
"Dasar roti buaya tiba tiba udah d darat ajah lo," candaan @evamunah.
Sampai saat ini, unggahan ini pun disukai sebanyak 43,3 ribu likes dan direspon sebanyak 614 komentar.
Setelah pakar buaya asal Negara Australia gagal menyelamatkan buaya berkalung ban di Sungai Palu, giliran televisi asal Amerika Discovery Chanel yang akan membawa pakar biologi satwa liar Forest Galante untuk membantu menyelamatkan buaya berkalung ban.
Keterlibatan Discovery Chanel itu diketahui dengan adanya surat keputusan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI yang diterima Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah pada Rabu (19/2/2020) sore.
Kepala Satgas Penanganan Buaya BKSDA Sulteng, Haruna Mengatakan, pihaknya sudah menerima surat pemberitahuan atas izin keterlibatan Discovery Chanel tersebut dalam upaya penyelamatan buaya berkalung ban di Kota Palu
Jika tidak ada aral melintang, surat itu akan dibalas dengan pemberitahuan bahwa pihaknya sedang dalam tahap recovery satwa buaya berkalung ban agar tidak terjadi perubahan perilaku.
"Proses recovery itu kurang lebih sekitar 2 sampai 3 minggu," jelas Haruna.
Tentu kata Haruna, waktu recovery itu digunakan atau bisa dimanfaatkan oleh Discovery Chanel untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk melakukan produksi program televisi di Kota Palu.
Sebab lanjut Haruna, lembaga industri seperti Discovery Chanel harus ada sejumlah persyaratan administrasi yang harus dipersiapkan sebelumnya, termasuk koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
"Dia perlu koordinasi dengan pihak ahli satwa, ada juga kameraman, tentu membutuhkan waktu, kalau dari jakarta, informasinya akan kerja dalam 2-3 minggu ke depan," jelas Haruna.
Terkait program televisi yang akan diproduksi di ini, Haruna menjelaskan, hal itu jika sudah dipersentasikan di jakarta, dan pihak kementerian menyetujui, pihaknya tidak mempermasalahkan.
"Yang penting buaya bisa ditangkap dan ban bisa dilepaskan, kemudian buaya kembali dilepasliarkan," terang Haruna.
Keterlibatan pihak asing dalam upaya penyelamatan buaya berkalung ban itu sudah kali kedua.
Sebelumnya, ahli buaya dari Negara Australia Matt Wright dan Cris Wilson, telah mencoba menyelamatkan buaya berkalung ban tersebut.
Namun hampir sepekan lamanya sampai izin kunjungan keduanya habis, buaya berkalung ban belum juga dapat diselamatkan. (TribunPalu.com/Isti Prasetya - Muhakir Thamrin)
Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Pernah Gagal, Panji Petualang Temukan 'Buaya Berkalung Ban' di Tempat Tak Terduga, Warganet Ngakak
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.