Ketua Dewan Penggalang SMPN 1 Turi Ceritakan Kronologi Tragedi Maut Susur Sungai: Air Mendadak Deras
Ketua Dewan Penggalang SMPN 1 Turi, Abisa, mengungkapkan, kronologi saat para siswa tiba di Sungai Sempor hingga ratusan siswa hanyut.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Dewan Penggalang SMPN 1 Turi, Abisa, mengungkapkan, kronologi saat para siswa tiba di Sungai Sempor hingga ratusan siswa hanyut pada Jumat (21/2/2020) lalu.
Siswa kelas 8 itu bertugas sebagai penyapu atau sweeper, yang berjalan paling belakang dari rombongan siswa kelas 7 dan 8 lainnya.
Ia mengungkapkan, mereka melewati jembatan Lembah Sempor.
Saat itu, sebagian besar siswa sudah masuk ke alur sungai, lalu berjalan menyusurinya ke arah hulu.
Menurutnya, cuaca saat itu cerah, setelah sebelumnya diguyur hujan lebat.
“Air sungai saat itu sudah mulai keruh. Hujan berhenti, cuaca cukup cerah,” ujar Abisa, dikutip dari TribunJogja.com, Sabtu (29/2/2020).
Baca: Isi Pesan Grup WhatsApp dari Pembina Pramuka Sehari sebelum Susur Sungai Sempor: Ada Rute Outbond
Baca: Reaksi Anggota DPR Lihat 3 Tersangka Kasus Susur Sungai Digunduli: Mereka Pendidik Bukan Begal
Saat masuk alur sungai, Abisa menemukan siswi yang tangannya terluka.
Setelah mendapat bantuan dari anggota Palang Merah Remaja (PMR), Abisa meminta mereka menepi.
Dirinya lalu mencari jalan setapak ke atas tebing sungai.
Akhirnya, siswi yang terluka dan petugas PMR ikut naik.
Namun, saat mencari jalan meniti tepi sungai ke arah hulu, dirinya melihat air sungai mendadak deras.
Ia pun mendengar teman-temannya saling menjerit dan meminta tolong.
Abisa kemudian langsung turun ke tepi kali Sempor.
Saat itu gelombang air sungai semakin besar, ia melihat teman dan adik kelasnya sudah tersangkut batu ataupun pegangan kayu.