Fakta Kasus Penyekapan-Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Pelaku Mengaku Suka Pakai Baju Perempuan
Pelaku mengaku pernah menjadi korban pencabulan semasa kecil. Dia pun tidak suka pada wanita dan suka mengenakan baju perempuan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pelecehan seksual itu pernah dialaminya saat masih kecil.
"Saya tidak dendam meski saya pernah dicabuli seorang laki-laki, cuma memang gimana ya, saya tidak suka sama perempuan, saya lebih suka laki-laki," katanya di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020).
Diceritakan, saat itu dirinya masih duduk di bangku kelas 4 SD.
Ia mengaji di rumah seorang ustaz yang dipercaya orangtuanya.
"Saya dicabuli di sana, ya itu saya trauma.
Saya takut bercerita ke orangtua, saya redam sendiri saja.
Sekarang mungkin dia (pelaku) sudah menikah dan punya anak," tambah dia.
Sejak saat itulah, rasa menyukai dan mencintai perempuan perlahan sirna.
Ia mengaku mulai menyukai laki-laki dan memulai memakai baju perempuan.
"Saya pernah dihajar sama orangtua saya karena suka dan sering memakai baju perempuan.
Saya dimarahi habis-habisan sama bapak saya.
Saat kecil, saya tidak bisa berontak dan patuh terhadap orangtua," jelasnya.
Baca: Penjelasan Seputar Kilatan Cahaya Melintas di Langit Yogyakarta Senin Malam
Baca: Kronologi Terbongkarnya Ulah Nakal Dukun di Nganjuk: Bercak Darah di Celana Dalam Jadi Bukti
Baca: Kronologi Penyekapan dan Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Dihipnotis Lewat Tepukan di Pundak
3. Pelaku jual diri saat tinggal di Jakarta
Saat lulus SMA, Mustofa memberanikan diri untuk berontak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.