Kisah Seorang Ibu di Yogya Berjuang hingga Anak Balitanya Sembuh dari Corona
Balita berumur 3 tahun pasien positif Corona (Covid-19) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akhirnya dinyatakan sembuh.
Editor: Hasanudin Aco
"Saya khawatir. Saya bawa ke rumah sakit ke poli anak. Sudah disuruh opname. Saya belum bilang habis perjalanan Depok-Jakarta. Terus dibilangi ini harus opname karena dehidrasi nggak mau makan minum. Terus saya bilang mungkin kecapekan ya dok karena perjalanan Depok-Jakarta. Dari situ dokter langsung ya gimana keadaannya, langsung heboh," tuturnya.
Sang dokter akhirnya mengatakan kepada Bunda bahwa balita tersebut harus dites terlebih dulu. Dari poli anak, bergeser ke IGD dan menjalani serangkaian pemeriksaan. Baik itu pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan berupa pertanyaan.
"Dicek darah, diambil foto rontgennya juga, dikasih infus juga. Di sana dibilang anak ini suspek Covid-19, mengarah ke situ. Kalau si anak tidak ada riwayat ke Depok atau luar negeri, bisa jadi tidak. Tapi karena ada riwayat, dicurigai itu. Lalu karena di sini (rumah sakit) belum mampu menampung, akan dipindah ke Sardjito. Itu siang-siang pukul 12.00," beber Bunda.
Setelah koordinasi yang dilakukan rumah sakit, pada pukul 17.00 sang anak dirujuk ke RSUP Dr Sardjito menggunakan ambulans dari rumah sakit pertama.
"Di IGD nggak turun, habis itu kita dituntun sama satpam ke ruang isolasi. Suami saya ngikuti naik motor, yang daftarin ke IGD. Prosedurnya IGD, ruang isolasi," urainya.
Setelah mendapat penanganan dari suster yang juga membawakan makanan, selang tidak terlalu lama datang dokter untuk memeriksa dan mengganti infus. Ada dua orang dokter yang datang, dan dijelaskan Bunda bahwa keduanya merupakan dokter yang berbeda.
"Mungkin paru-parunya diperiksa. Itu hari pertama. Habis itu karena dicurigai Covid-19, agak malem, dari petugas kesehatan melakukan tes swab. Senin (9 Maret 2020) malam dan Selasa (10 Maret 2020) pagi tes swab," urainya.
Hari Pertama Isolasi
Bunda mengatakan, bahwa pada hari pertama berada di ruang isolasi RSUP Dr Sardjito atau pada tanggal 9 Maret 2020, di dalam ruang isolasi tersebut diisi oleh 4 orang.
Mulai dari pasien anaknya itu sendiri, Bunda dan suaminya, serta eyang si balita.
"Karena di ruang isolasi nggak boleh lebih dari satu orang, malam kedua saya yang menjaga, tapi izin suami ikut nemenin," bebernya.
Kamis atau pada 12 Maret 2020 hasil lab telah keluar. Tapi keluarga pasien belum mendapatkan pemberitahuan.
"Di medsos sudah ramai tapi kami tidak dikasih tahu. Saya sama suami disuruh isolasi di ruang yang sama dan tes. Awalnya suami disuruh di ruang sebelah tapi karena anaknya nyariin, terus jadi satu ruangan dan ditambahkan sofa," urainya.
Cemas Tunggu Hasil Lab