Anggota Banser Dikeroyok 11 Pemuda, Demi Identitas Diri Fathur Dihajar Dengan Paving Blok
Satu pelaku di antaranya masih di bawah umur dan pelajar yakni AP (16), warga Jalan Panglima Sudirman.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Pengeroyokan yang menimpa anggota Banser, Fathur Roziki, warga Jalan Usman Sadar, Kelurahan Karangturi, Kecamatan/ Kabupaten Gresik, Jawa Timur mulai terungkap.
Polisi menangkap 3 dari 11 pelaku pengeroyokan yang terjadi di jalan Panglima Sudirman, Jumat (20/3/2020) dinihari.
Satu pelaku di antaranya masih di bawah umur dan pelajar yakni AP (16), warga Jalan Panglima Sudirman.
Sementara dua lainnya yakni AS (21), warga Jalan Banjarsari Kecamatan Cerme, YEP (21), warga dusun Karangjati, Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro dan AP (16), warga Jalan Panglima Sudirman,
Kapolres Gresik AKBP Kusworo Wibowo, mengatakan, terungkapnya pelaku pengeroyokan atas upaya pencarian anggota Satreskrim Polres unit pidana umum.
Tiga orang ini ditangkap di rumahnya dan tempat kosnya.
"Delapan pelaku lainnya sudah kami kantongi identitasnya. Ternyata, ketika didatangi ke rumahnya, yang bersangkutan tidak ada," kata Kusworo.
Para tersangka mengakui perbuatan pengeroyokan dilakukan untuk mencari identitas diri.
Sebelum melakukan pengeroyokan, para pelaku ini berkumpul di wilayah Kecamatan Manyar dan minum-minuman keras.
"Pengakuannya, motif pelaku melakukan ini karena mencari jati diri.
Tidak ada keterlibatan kelompok dan perguruan pencak silat. Perbuatan itu dilakukan atas nama pribadi," imbuhnya.
Korban pengeroyokan berjumlah 8 orang. Sehingga, para tersangka dikenakan Pasal 170 ayat (2) KUHP dengan ancaman penjara selama 7 Tahun penjara.
Barang bukti yang diamankan, yaitu sebuah batu paving, sebuah motor Honda Beat Nopol W 4070 LI, Yamaha Vixion Nopol S 6049 DN, sebuah masker hitam dan kaos hitam bertuliskan Senopati sapujagat.
Atas penangkapan pelaku pengeroyokan ini, Ketua GP Ansor Kabupaten Gresik Agus Junaidi Hamsyah, sangat mengapresiasi kinerja polres Gresik.
Baca: Jubir COVID-19 Tegaskan Penggunaan Wisma Atlet adalah Kebijakan Pemerintah
Baca: Warga China Demam saat Tinggal di Tanah Air, China Tuduh Indonesia Sebarkan Virus Corona Baru
Baca: Tak Persiapkan Keamanan Paramedis dari Awal, 3.300 Staf Medis Italia Terjangkit Covid-19
Sebab, salah satu korban pengeroyokan yaitu Fathur Roziqin (22), warga Usman Sadar, Kelurahan Karangturi Kecamatan Gresik merupakan anggota Banser.
Agus tetap menginginkan 8 orang tersangka tetap ditangkap, agar para anggota pengeroyokan ini menerima hukuman atas perbuatannya meresahkan masyarakat.
"Kami sangat mengapresiasi kinerja Polres Gresik yang berhasil mengungkap pelaku pengeroyokan. Kami tetap mendesak yang delapan orang ini tetap ditangkap. Agar mereka ikut merasakan hukuman akibat ulahnya meresahkan masyarakat," katanya.
Seperti diketahui, akibat pengeroyokan itu, anggota Banser ini kepalanya bocor, tangan remuk hingga luka di punggung.
Berikut fakta-fakta yang terungkap:
1. Pulang ngopi langsung diserbu
Saat ditemui di rumahnya, Fathur Rozikin terbaring lemas di tempat tidur kamarnya.
Dia mengaku sakit di sekujur badan.
Punggungnya biru, bekas disabet rantai berulang kali saat dikeroyok gerombolan tidak dikenal di jalan Panglima Sudirman, Jumat (20/3/2020) dinihari.
"Saya waktu itu habis ngopi mau pulang, tapi sudah dicegat di pertigaan panglima sudirman, langsung dikepung gerombolan belasan orang mengendarai sekitar delapan sepeda motor," ujarnya, Sabtu (21/3/2020).
2. Diteriaki Komprang
Fathur menceritakan, sebelum dianiaya, dia bersama dua temannya yang sama-sama mengendarai sepeda motor langsung diteriaki. "Komprang, Sikat".
Padahal saat itu dia bersama temannya tidak mengerti.
Kedua temannya berusaha melarikan diri. Ada yang dipegangi kemudian dipukuli, namun berhasil kabur.
Sedangkan Fathur langsung terkepung.
3. Ditanya perguruannya
Karena tidak menjawab, tubuhnya dihantam paving secara membabi buta oleh gerombolan tersebut.
Kepala Fathur di pukuli paving, tangannya juga dipukuli menggunakan paving.
Fathur yang terbaring, punggungnya disabet dengan rantai.
"Kepala saya bocor, tangan saya remuk sekarang," kata dia.
Selain itu, barang-barang miliknya juga raib dibawa kabur pelaku. Mulai dari handphone, tas dan dompet.
Sementara itu, kakak korban, Fathur Rahman mengatakan adiknya kesusahan menggunakan pakaian.
"Ini mau dipijat sekarang," kata dia.
Sekadar informasi, ulah gerombolan tersebut juga merusak warung di jalan Noto Prayitno, dan warung di jalan Siti Fatimah Binti Maimun.
4. GP Ansor Deadline Polisi
Pengurus Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Gresik meminta jajaran Polres mengungkap pelaku pengeroyokan dan perampasan terhadap anggota Banser, Fathur Roziqin.
Ketua GP Ansor Kabupaten Gresik Agus Junaidi Hamsyah mengatakan, jajaran Polres Gresik harus mengungkap pelaku pengeroyokan dan perampasan barang milik anggota Banser Kabupaten Gresik.
Menurut Agus, aksi kejahatan pengeroyokan sudah membuat masyarakat resah.
Sebab, masyarakat tidak bisa tenang jika bekerja pada malam hari.
Dimana, saat kejadian terjadi pada pukul 2.00 WIB dini hari. Padahal banyak pedagang yang ke pasar berbelanja untuk dijual kembali.
"Saya sudah laporan ke DPW Provinsi Jatim dan DPP GP Ansor, bahwa ada pengeroyokan terhadap anggota Banser. Sehingga, kami meminta kepada jajaran TNI dan Polri untuk meningkatkan keamanan di saat masyarakat diminta diam di rumah akibat pandemi virus corona," kata Agus.
Agus mendeadline jajaran Polres Gresik untuk segera menangkap pelakunya.
"Kami minta deadline 3 kali 24 jam, kalau belum ketangkap, Banser akan turun menyisir. Solidaritas korps Banser Gresik akan backup penuh pihak kepolisian dan korban," katanya. (Sugiyono)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul PENGAKUAN Pengeroyok Anggota Banser Gresik: Cuma Cari Jati Diri, Tak Ada Kaitan Perguruan Silat
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.