Bondong-bondong Jenguk Perantauan Pulang Kampung Ternyata Positif Corona, Bagaimana Nasib Satu Desa?
Warga desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga berbondong-bondong menjenguk orang perantauan yang pulang kampung, ternyata positif corona.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Warga desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga berbondong-bondong menjenguk orang perantauan yang pulang kampung.
Orang tersebut sakit demam setelah pulang kampung dari Jakarta.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala desa Gunungwuled, Nashirudin Latif .
"Di sana (Jakarta) mengalami demam dan batuk-batuk lalu pulang ke dusunnya, " tuturnya, saat dihubungi tribunbanyumas.com, Sabtu (28/3/2020).
Sepulangnya dari Jakarta, warganya mengalami demam dan dibawa ke Puskemas terdekat dan dirawat selama delapan jam.
Kondisinya tidak semakin membaik, dan warganya itu dirujuk ke RSUD Goenteng Taroenadibrata.
"Anak itu dirawat selama lima hari demamnya turun dan semakin membaik."
"Mungkin selama dirawat anak itu di swab dan dikirim ke Jakarta," tuturnya.
Baca: 5 Orang di Tasikmalaya Positif Corona, Warga Pendatang yang Tak Ada Urusan Penting Akan Diusir
Baca: Gubernur Anies Bahas Opsi Karantina Wilayah Bersama Kapolda dan Pangdam
Karena kondisinya sudah membaik, pasien dipulangkan dan diminta untuk isolasi diri di rumah.
Karena kondisi telah membaik dan solidaritas tinggi, warga sekitar pun menjenguk orang tersebut.
"Begitu pulang dari Rumah Sakit tetangga-tetangganya datang membesuk."
"Apalagi anak yang baru berusia 15 tahun itu begitu sehat kembali bermain bersama temannya," tutur Nashirudin.
Lima hari setelahnya, diketahui pasien positif corona (covid-19).
Satu dusun langsung geger mendengar kenyataan tersebut.
Pihak rumah sakit langsung menjemput pasien dan berusaha melakukan tracking.
Tak disangka, ada 90 orang yang diketahui melakukan kontak langsung dengan pasien.
Dilansir Kompas.com, ada 30 KK di tiga dusun yang sudah melakukan kontak dengan pasien.
Pemerintah desa langsung melakukan local lockdown di dusun tempat tinggal pasien positif.
Untuk memenuhi 90 orang ODP, Pemdes menanggung biasa hidup warya yang isolasi diri sebesar Rp 50.000 per KK setiap hari.
Baca: Soal rencana Lockdown, Gubernur Bali Tunggu Instruksi dari Pemerintah Pusat
Baca: Update Corona 29 Maret 2020 Dunia: Amerika 100 Ribu Kasus Lebih, China Paling Banyak Sembuh
"Biaya hidup dari 30 KK selama 14 hari, jadi total sekitar Rp 21 juta. Akan dialokasikan dari APBDes, tapi dari hasil konsultasi dengan bupati katanya mau di back up," katanya Nashirudin dikutip dari Kompas.com.
Nashirudin menegaskan agar tak menyebar hoaks terkait pacar pasien positif yang masih berkeliaran.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk berhenti menyebarkan hoaks jika pacar pasien masih berkeliaran di luar menularkan virus, pacar pasien positif saat ini ada di rumah dan sedang karantina mandiri," tegasnya.
Hingga Jumat (27/3/2020), total orang dalam pemantauan di Purbalingga sebanyak 968 orang.
Sementara itu, terdapat 41 pasien dalam pengawasan, lima di antaranya dinyatakan positif dan lima dinyatakan negatif, sisanya masih menunggu hasil swab dari Jakarta dan Yogyakarta.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul "Pasien Corona di Purbalingga Sempat Pulang Dijenguk Warga, Seketika Satu Dusun Lockdown" dan Kompas.com dengan judul "Satu Dusun di Purbalingga "Local Lockdown", Warga Diberi Biaya Hidup Rp 50.000 per Hari"
(Tribunnews.com/ TribunBanyumas.com/ Kompas.com/Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi)