Warga Tolak Paramedis Eks Isolasi Covid-19 di Aceh
Hasil pemeriksaan lab dokter dan paramedis tersebut dikeluarkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta dan diterima di RSUZA Banda Aceh Kamis lalu
Editor: Eko Sutriyanto
Meski dinyatakan negatif, tenaga medis, terdiri atas dokter dan perawat yang sejak dua pekan lalu diisolasi di RSUZA Banda Aceh ditolak warga saat pulang ke kos maupun ke rumah
Laporan Serambi Indonesia Yarmen Dinamika
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT, K-Spine FICS mengatakan, sekitar 20-an tenaga medis, terdiri atas dokter dan perawat yang sejak dua pekan lalu diisolasi di Ruang Isolasi Pinere rumah sakit tersebut, kini semuanya sudah diperbolehkan pulang ke kediaman masing-masing.
Hasil pemeriksaan swab tenaga medis yang selama ini diisolasi di RSUZA sudah keluar.
"Alhamdulillah, semuanya negatif, makanya mereka kita izinkan pulang," kata Dr Azharuddin menjawab Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (5/4/2020) siang.
Hasil pemeriksaan lab dokter dan paramedis tersebut dikeluarkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta dan diterima di RSUZA Banda Aceh hari Kamis (2/4/2020) lalu.
Sering dengan keluarnya hasil swab tenaga medis yang seluruhnya negatif corona tersebut, mereka pun tak lagi diisolasi.
Baca: Bupati Pidie Aceh Roni Ahmad Mendadak Viral, Ungkap Asal Muasal Virus Corona pada Kadis Kesehatan
Baca: Gugus Tugas Covid-19 Jelaskan Perbedaan Masker Kain, Masker Bedah dan N95
Baca: Omid Nazari Rindu Main Sepak Bola dan Berharap Wabah Corona Lekas Berlalu
Semuanya diperbolehkan pulang dari Ruang Isolasi Pinere RSUZA.
Namun, persoalan baru muncul, ada beberapa di antara perawat (paramedis), terutama yang masih kos ditolak oleh pemilik kos maupun warga setempat ketika ia kembali ke kediaman sebagai paramedis eks isolasi Covid-19.
"Saya mendapat beberapa laporan tentang ini ada beberapa di antara mereka yang tidak diterima pulang ke rumahnya oleh warga kampungnya.
Betapa kejam masyarakat kita atau bisa jadi mereka bersikap seperti itu karena ketidaktahuan mereka," kata Azhar tanpa mau menyebutkan di desa mana sajap di Banda Aceh yang warganya menolak paramedis eks isolasi Covid-19.
Azhar mengakui, beberapa dokter dan paramedis yang telah selesai menjalani isolasi tersebut adalah tim yang selama ini merawat AA, pasien yang positif corona dari Kota Lhokseumawe dan beberapa pasien dalam pengawasan (PDP) lainnya.
"Tapi alhamdulillah, berdasarkan hasil pemeriksaan swab, istri dan anak-anak dari almarhum AA maupun almarhum EY, semuanya negatif. Nah, begitu juga hasil pemeriksaan swab dokter-dokter maupun paramedis yang merawat mereka saat menjadi pasien di rumah sakit, semuanya negatif," tegas Azharuddin.
Dengan adanya hasil pemeriksaan lab tersebut, kata Azhar, manajemen RSUZA maupun dokter dan paramedis kini semunya lega.
"Sebagai petugas yang selama ini merawat pasien positif maupun PDP lainnya wajar kalau waswas. Tapi sekarang kekhawatiran itu tak lagi beralasan.
Sedianya masyarakat pun tak perlu lagi khawatir atau waswas terhadap dokter dan paramedis eks isolasi Covid-19," kata Azharuddin.
Ia menegaskan bahwa mereka yang telah diizinkan pulang pascafase isolasi adalah orang yang sudah dijamin negatif Covid-19.
"Dan petugas medis yg kita izinkan pulang tidak akan menularkan virus corona kepada masyarakat," tegas Azharuddin.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ini berharap semoga persepsi publik cepat berubah, tak lagi menolak dan 'menghukum' mantan pasien corona atau eks pasien isolasi, apalagi tim medis yang menanganinya dan hasil labnya mereka negatif.
"Publik yang cerdas tidak menolak, tapi justru memberi empati terhadap pasien maupun petugas medis, apalagi hasil labnya menyatakan bahwa mereka negatif Covid-19," demikian Dr Azharuddin.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Di Banda Aceh, Ada Warga yang Tega Tolak Paramedis Eks Isolasi Covid-19