Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIRAL Satpam Tampar Perawat: Pengakuan Korban dan Pelaku hingga Permintaan Maaf Wali Kota Semarang

Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan sebuah video yang merekam aksi seorang pria menampar seorang perawat.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: bunga pradipta p
zoom-in VIRAL Satpam Tampar Perawat: Pengakuan Korban dan Pelaku hingga Permintaan Maaf Wali Kota Semarang
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Budi Cahyono (43) warga Kemijen Semarang Timur pelaku pemukulan seorang perawat saat konferensi pers di kantor Polrestabes Semarang, Minggu (12/4/2020) 

"Mengingat kondisi sekarang mengantisipasi merebaknya Covid-19, semua diwajibkan memakai masker saat beraktivitas," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Asep Mauludin.

Dalam kesempatan yang sama, pelaku terlihat menahan tangis dengan tangan diborgol saat dibawa menuju ruangan konferensi pers di Kantor Polrestabes Semarang.

Baca: IDI: Penolakan Pemakaman Perawat Korban Covid-19 Sangat Tidak Pantas

Kepada awak media, pelaku meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan kepada korban.

Ia mengatakan, saat kejadian itu, dirinya emosi karena tidak terima disuruh mengenakan masker oleh korban.

Pasalnya, kondisi saat itu anaknya sedang sakit panas dan meminta agar dokter segera melakukan pemeriksaan.

"Saya minta maaf atas kesalahan saya, saya khilaf karena saat itu saya bingung karena kondisi anak saya yang sakit panas sama batuk," terang Budi.

Meski penganiayan yang dilakukan sudah terekam CCTV dan viral di media sosial, tapi pelaku berdalih jika saat itu tidak melakukan penganiayaan seperti yang dituduhkan.

Berita Rekomendasi

"Saya cuma menggetok wajah perawat itu, bukan melakukan penganiayaan," terangnya.

Baca: Ini Pengakuan Pria yang Tampar Perawat Karena Kesal Disuruh Pakai Masker: Cuma Menggetok Wajahnya

Wali Kota Semarang meminta maaf

Mengutip dari Tribun Jateng, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku prihatin terhadap kejadian pemukulan seorang perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita yang dilakukan oleh warga Kemijen, Semarang Timur.

Pria yang akrab disapa Hendi tersebut mengatakan, bahwa kejadian tersebut menjadi pembelajaran bagi warga yang lain untuk mematuhi aturan yang ada.

"Saya rasa ini jadi pelajaran yang sangat berharga, kami sekali lagi meminta untuk mematuhi aturan yang ada."

"Tenaga medis telah mengorbankan tenaga dan pikiran, maka seluruh warga Semarang ikut masukan tim medis."

"Anda ke klinik harus jaga jarak, anda ditegur pakai masker ya harus pakai masker," terang Hendi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas