Kisah Keluarga Paulus Ditolak Warga Lalu Lakukan Isolasi di Pondok Sawah
Paulus Genggong berangkat dari Makassar rencannya mau karantina mandiri di Mongen namun warga menolaknya
Editor: Eko Sutriyanto
“Saya bawa mereka ke salah satu pondok sawah di Desa Satanetean, Kecamatan Sespa dengan berbekal empat liter beras,” kata Zeth.
Zeth mengatakan, selama tiga hari karantina, mereka belum mendapat perhatian dari pemerintah Mamasa.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mamasa, Jupri Samboma'dika angkat bicara mengenai kasus ini.
Ketua Komisi II DPRD Mamasa ini mengaku sangat menyesalkan tindakan pemerintah daerah yang dianggap tidak serius menangani persoalan sosial di tengah pandemi covid-19.
"Sangat disesalkan kalau memang kondisinya seperti itu, harusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah," ujar Jupri Samboma'dika.
Seharusnya kata dia, tidak boleh ada warga Mamasa kelaparan di tengah pandemi corona.
Apa lagi menurutnya, Pemkab Mamasa sudah melakukan penyesuaian anggaran tahap pertama sebesar Rp 7 miliar.
Pendatang Terus Berdatangan ke Mamasa
Hingga hari pertama di bulan Ramadan, arus lalu lintas yang masuk di Kabupaten Mamasa, mulai berkurang.
Hal itu berdasarkan pantauan Dinas Perhubungan Kabupaten Mamasa, sejak beberapa hari menjelang bulan suci Ramadan.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Mamasa, Domina Mogot.
Ia menjelaskan, sesuai pantauan di lapangan, arus mudik sudah mulai berkurang sejak beberapa hari terakhir.
Namun ia menyebutkan, sejak dua pekan lalu, warga luar Mamasa terus berdatangan ke daerah itu.
Sejak dua pekan terakhir, jumlah warga yang masuk di Mamasa dari tiga arah yakni Toraja, Mamuju dan Polewali Mandar sudah berkisar 40.000 orang.