Tampung Curhatan Warga soal Covid-19, Ponsel Ganjar Lebih Sering Berbunyi
Saat pandemi Covid-19 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu terlihat sibuk. Panggilan demi panggilan terus berdatangan ke telepon seluler Ganjar
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Saat pandemi Covid-19 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu terlihat sibuk. Panggilan demi panggilan terus berdatangan ke telepon seluler Ganjar.
Di ujung telepon bukan hanya pejabat daerah saja melainkan pejabat pusat.
Mereka yang menghubungi Ganjar bermacam-macam tujuannya. Ada yang curhat persoalan wabah corona sampai urusan klenik.
Untuk panggilan maupun pesan yang aneh-aneh, Ganjar biasanya memilih memakai jurus telaten dan sabar. Karena dia sadar kemajemukan masyarakat yang mengelilinginya. Ketika menanggapi telepon dari salah satu warga Kota Pekalongan pada Minggu (26/4/2020) lalu misalnya.
Baca: Rekam Jejak Bupati Klaten Sri Mulyani: Dinasti Politik, Heboh Hand Sanitizer, Kini Ditegur Ganjar
Dia bukan dokter maupun ahli farmasi, bukan pula tabib yang paham ramuan-ramuan tradisional. Tapi warga tersebut mengaku mendapat wangsit telah menemukan obat mujarab untuk Covid-19 berupa tapi.
"Ketika saya merenung, berdoa kepada Allah, saya mohon, ini kok orang-orang canggih kok tidak bisa menemukan, 'ya Allah semua penyakit yang Engkau ciptakan pasti ada obatnya. Saya minta obatnya Ya Allah. Lalu saya dapat firasat dari Allah obatnya tapai, yang dari singkong itu lho Pak," demikian kalimat pertama yang terlontar dari seorang pria di ujung telepon yang mengaku bernama Khariri.
Dengan telaten Ganjar terus menanggapi perbincangan Khariri, bahkan sampai tujuh menit.
"Ya memang aneh, makanya harus telaten dan sabar. Tidak nanggapi salah, ditanggapi ngomongnya menjadi-jadi bahkan sesekali ada yang maki-maki," kata Ganjar.
Baca: Ganjar Pranowo Tegur Bupati Klaten Soal Ada Stiker Wajah di Hand Sanitizer Bantuan
Tidak berselang lama dari Khariri, salah seorang warga Tegal turut menelepon. Dia mengatakan saat ini tinggal di Bekasi.
Sudah satu minggu katanya dia kesulitan makan dan belum dapat bantuan. Untuk persoalan yang seperti itu, Ganjar mengatakan susah untuk tidak menerima panggilan itu.
"Sebenarnya bisa saja tidak ditanggapi, tapi untuk tidak menanggapi susah rasanya. Kalau ada yang mengadu tidak bisa makan misalnya, mungkin dia bohong, lha tapi kalau beneran bagaimana? Makanya tadi saya langsung minta Badan Penghubung untuk langsung ngecek," katanya.
Cara Ganjar yang seperti itu ternyata tidak luput dari pandangan Pengamat media sosial, Enda Nasution. Menurut pria kelahiran 29 Juli 1974 yang dijuluki Bapak Blogger Indonesia itu, yang dilakukan Ganjar tidak terlepas dari keterbukaan informasi yang dia praktikkan, terutama lewat media sosial.
Terlebih jumlah pengikut Ganjar yang sangat banyak, sehingga hal itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh mereka.
Baca: Imbau Warga Lakukan Ibadah Ramadan di Rumah, Ganjar Minta Takmir Masjid Tetap Siarkan Pengajian
"Saya melihatnya begini, kalau dulu kita sempat ada di tradisional goverment (jaman analog), e-goverment (jaman digital, urusan pemerintahan dilakukan secara elektronik), nah sekarang kita memasuki masa yang saya bilang ini social goverment," kata Enda.
Social government, lanjut dia, juga berarti masyarakat punya kedekatan emosional jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
"Kalau dulu kita lihat pemerintah sebagai sesuatu yang sangat jauh dan sangat berkuasa, sekarang dengan kita bisa meraih pemimpin politik kita dengan secara langsung, cepat, dan mudah, artinya punya kedekatan emosional kepada beliau (para pemimpin) dan punya ekspektasi lebih besar," katanya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.