Seminggu Penyekatan di Jateng, 1.759 Pemudik Diminta Putar Balik
Mereka dilarang mudik sesuai dengan aturan pemerintah karena sedang terjadi pandemi virus corona di tanah air.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama sepekan pelaksanaan Operasi Ketupat 2020 bersamaan dengan penindakan larangan mudik sejak 24 April 2020 lalu, ada 1.759 pemudik yang digagalkan untuk pulang kampung dengan diminta putar balik di wilayah Jawa Tengah (Jateng).
Mereka dilarang mudik sesuai dengan aturan pemerintah karena sedang terjadi pandemi virus corona di tanah air.
Ini bentuk pencegahan agar penyebaran corona tidak masif ke kampung-kampung.
Baca: Kebijakan Datangkan TKA, Komisi II DPR: Langkah Mundur Melawan Covid-19
Baca: Persik Kediri Usul Liga 1 2020 Dihentikan dan Klub Dibebaskan dari Kewajiban Selama Force Majeure
Baca: Sabai Morscheck Hamil, Ringgo Agus Sempat Dapat Kabar Sedih soal Kondisi Bayi, Ini Curhatnya
Kakorlantas Polri Irjen Istiono mengecek pos penyekatan dan penjagaan larangan mudik yang ada di keluar Tol Pejagan, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (1/5/2020) sore.
Di pos, Istiono mendapat paparan dari Kapolres Brebes AKBP Gatot Yulianto soal penindakan larangan mudik di wilayah hukumnya. Hingga kemarin, khusus di Brebes sudah 565 kendaraan yang diputar balik melalui Exit Tol Pejagan.
Sementara itu total selama sepekan penyekatan di Jawa Tengah, sudah ada 1.759 pemudik yang diputar balik balik melalui jalur tol maupun arteri.
"Untuk di Jawa Tengah saja, selama sepekan Operasi Ketupat ada seribu lebih yang diminta putar balik karena terindikasi mudik. Pemudik yang diputar balik masih didominasi kendaraan roda empat mencapai 1.493. Kemudian, sisanya roda dua mencapai 266," tutur Istiono dalam keterangannya, Sabtu (2/5/2020).
Jenderal bintang dua ini menjelaskan selama Operasi Ketupat berlangsung kegiatan penyekatan larangan mudik dipastikan terus berjalan. Dalam pelaksanaan di lapangan, dia menjamin anggota mengedepankan upaya persuasif.
“Alhamdulillah, masyarakat kooperatif. Artinya, saat diminta putar balik mereka taat dan mengerti. Ini semua demi memotong mata rantai penyebaran virus corona,” tambahnya.