Kisah Preman Bertato Menangis Saat Dihukum Sit Up Polisi, Orang Tua Korbannya Tak Tega dan Memaafkan
Marah tak diberi uang saat memalak bocah penjual tisu, seorang preman tega menganiayanya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Marah tak diberi uang saat memalak bocah penjual tisu, seorang preman tega menganiayanya.
Preman bernama Robin Bakkara itu memukul kepala sang bocah hingga benjol-benjol.
Akibat ulahnya itu, Robin preman yang badannya penuh bertato diamankan warga usai memukul seorang bocah di persimpangan Jalan Sudirman, Medan, Rabu (6/5/2020).
Preman bernama Robin Bakkara ini awalnya memalak bocah berinisial bernama AH (12) tersebut.
Namun, sang bocah tak mau memberikan hasil jerih payahnya menjual tisu.
Hingga akhirnya Robin nekat memukul korban hingga kepala korban lebam dan bengkak di bagian kening wajahnya.
Melihat hal tersebut, warga bersama orangtua korban langsung mengamankan pelaku dan membawanya ke pos polisi terdekat Pos Subnit Patwal Polrestabes Medan.
Baca: Berkaca Hasil Konvensi PSI, Azizah Dianggap Calon Paling Potensial
Baca: Waktu Azan Magrib Buka Puasa di Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Sekitarnya, Rabu 6 Mei 2020
Baca: Luis Figo Dipermalukan Roberto Mancini Selama Bermain di Inter Milan
Baca: Aplikasi LAPOR! Kemen-PANRB Kembangkan Fitur Baru Percepat Penanganan Covid-19
Sang preman langsung dibawa dan ditindak para personel polisi lantas yang berjaga di pos.
Di dalam pos, preman tersebut ditanyai oleh para personel polisi hingga akhirnya dihukum.
Saat ditanyai, Robin mengakui memukul anak tersebut karena tak diberikan uang untuk membeli es krim.
"Aku pukul aja tadi bang, enggak dikasih uang tadi. Aku baru bangun tidur, mau beli es," cetusnya.
Preman dengan tato di sekujur tubuhnya ini pun diberi peringatan dan dimarahi petugas.
Ia juga diberi hukuman dengan disuruh untuk push up, sit up, dan jalan jongkok.
Diberi hukuman tersebut, preman bertato itu menangis dan minta maaf.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.