Gencarkan Gerakan Jogo Tonggo, Ganjar Pranowo: Bantuan Sosial Jangan Dipakai Rebutan, Memalukan
Gubernur DKI Jakarta, Ganjar Pranowo meminta masyarakat agar tidak memperebutkan bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Ganjar Pranowo meminta masyarakat agar tidak memperebutkan bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah.
Hal itu diungkapkan Ganjar dalam rekaman video yang ditayangkan saat konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (12/5/2020).
"Pastikan bantuan-bantuan sosial itu tidak dipakai rebutan, jangan, memalukan," tegas Ganjar.
Menurut Ganjar, selain bansos, masih ada kekuatan sosial lain yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk membantu mereka yang membutuhkan.
"Kita punya kekuatan kok, yang mampu bantulah yang lemah, yang tidak mampu marilah kita perhatikan bersama-sama," ungkap Ganjar.
Orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut juga mengimbau agar warga membuat lumbung pangan ditingkat RW.
"Pastikan itu. Kalau tidak mampu kita bisa bantu kok benihnya, kita bisa bantu kok teknologinya agar kita nanti bisa memenuhi kebutuhan sendiri," papar Ganjar.
Dengan begitu, Ganjar berharap dengan adanya gerakan Jogo Tonggo bisa menjadi kekuatan bagi masyarakat di level RW.
"Nilai gotong royong, tepo sliro (tenggang rasa), ini semuanya perlu kita jaga inilah kekuatan kemandirian bangsa," ucap Ganjar.
Baca: Ganjar Pranowo: Pastikan Bansos Tidak Dipakai Rebutan
Sebelumnya, Ganjar mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan Jogo Tonggo.
Jogo Tonggo merupakan gerakan saling menjaga antar tetangga dengan mengedepankan kearifan lokal.
Menurut Ganjar, dalam gerakan ini, yang harus dijaga adalah kesehatan dan juga perekonomian antar tetangga.
"Apa yang mesti kita jaga? Jaga kesehatan tetangga dengan tidak keluar rumah, dengan mengenakan masker dengan menjaga jarak."
"Kita jaga perekonomian tetangga dengan membeli produk-produk mereka," terang Ganjar.
Ganjar mengatakan, warga Jawa Tengah bisa saling berbagi sumber pangan agar perekonomian masyarakat terus berjalan.
Baca: Ganjar Pranowo Laporkan 142 Pelajar Sudan yang Minta Izin Bertahan Selama Darurat Corona
"Kita jaga perekonomian tetangga dengan saling berbagi atau bahkan barter."
"Saya punya beras, dia punya ikan, mereka punya sayuran ini kita putar agar perekonomian terus tetap berjalan."
"Saling menjaga agar tetangga kita tetap selamat, bisa makan, bisa merasa aman, dan tentu saja nyaman," paparnya.
Pemerintah Jawa Tengah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,09 triliun untuk penanganan Covid-19.
Namun, menurutnya, anggaran sebesar apapun tidak akan mampu untuk menuntaskan Covid-19.
Baca: Ganjar Pranowo: Korupsi di Masa Pandemi Virus Corona, Laknat Dunia Akhirat!
Untuk itu, cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi pandemi ini adalah dengan menggandeng masyarakat.
Selain itu, juga mengoptimalkan peran swasta dan seluruh pihak yang peduli untuk menyelesaikan pandemi ini secara pantaheliks.
Ganjar menjelaskan, Satuan Tugas (Satgas) Jogo Tonggo ini, mengonsolidasikan dan mensinergikan seluruh kegiatan organisasi kelompok sosial.
Sumber daya manusia (SDM) yang dikerahkan untuk menanggulangi pandemi Covid-19 ini yakni, 1,3 juta lebih kader PKK, 500 ribu lebih Dasa Wisma, 230 ribu lebih satlinmas.
Selain itu, 228 ribu lebih kader Posyandu, 55 ribu kelompok tani, 39 ribu kader pemberdayaan masyarakat desa yang dibentuk Pemprov Jawa Tengah.
Kemudian 7.527 bidan desa, 3.370 pendamping desa, 8.229 Gapoktan, 1.123 Tagana, 5.413 penyuluh swadaya dan 540 TKSK.
Baca: Banyak ditawari Proyek Pengadaan Alkes, Ganjar Pranowo Ingatkan Jajarannya Jangan sampai Korupsi
Tak hanya itu, ada juga relawan desa, tokoh panutan, karang taruna, perangkat desa, TNI, Polri serta para ulama dan tokoh agama.
"Potensi yang kita punya ini adalah kekuatan yang harus kita optimalkan dalam melawan dampak pandemi Covid-19 ini," terangnya.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, dalam Jogo Tonggo ini, ia meminta agar kelompok rentan lebih diperhatikan.
Yakni mereka yang sakit, ibu menyusui, ibu melahirkan, balita yang butuh susu, korban PHK, karyawan yang dirumahkan, petani gagal panen serta pedagang yang terdampak Covid-19.
Ganjar menambahkan, di masa pandemi ini, pihaknya berupaya agar masyarakat tidak merasa bosan atau khawatir meski harus tetap berada di rumah.
"Masyarakat harus kita ajak bergerak agar kesadaran pencegahan penularan Covid-19 tumbuh dimana-mana meluas."
"Lebih jauh lagi agar pandemi ini membentuk mental kemandirian, mental sanubari kita."
"Ya pejabatnya, ya masyarakatnya jadi satu, mentalnya mandiri tidak hanya sekedar meminta," tegasnya.
Simak video lengkapnya:
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)