Pasien Positif Covid-19 yang Punya Riwayat TBC Malah Berobat ke Dukun, Bupati Bogor Ungkap Alasannya
Seorang ibu rumah tangga asal Desa Balekambang, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor dinyatakan positif Covid-19 justru pergi ke dukun untuk berobat.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu rumah tangga asal Desa Balekambang, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor dinyatakan positif Covid-19 justru pergi ke dukun untuk menyembuhkan penyakitnya.
E (42), sempat menjalani perawatan di rumah sakit, kemudian memilih pulang sambil menunggu hasil swab keluar.
Namun, saat pulang ke rumah, ternyata E mencari dukun untuk menyembuhkan penyakitnya.
Punya riwayat penyakit TBC
Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Puskesmas Sukamakmur Teguh Yudiana, pasien E memiliki penyakit penyerta TBC dan telah menjalani perawatan di rumah sakit swasta.
Namun, saat pulang ke rumah, E justru mencari dukun untuk menyembuhkan penyakitnya.
"Awalnya dia ke rumah sakit untuk berobat karena sakit TBC, karena selama dirawat tidak ada perbaikan yang signifikan, ditambah lagi ekonominya, akhirnya dia ke dukun," ujar Teguh.
Beberapa hari kemudian hasil swab keluar dan menyatakan bahwa E positif Covid-19.
Petugas kesehatan kemudian meminta E untuk diisolasi di RSUD Cileungsi, namun pihak keluarga menolak.
"Pihak RS dan Puskesmas koordinasi untuk jemput lagi pasien ini, ditelepon juga sudah, tapi dia menolak untuk dirawat atau isolasi kembali," ungkap Teguh.
Baca: Hilang 3 Hari, Pasien Positif Covid-19 di Bogor Ternyata Berobat ke Rumah Dukun, Ini Kronologinya
Berobat ke dukun
Lantaran menolak untuk menjalani isolasi, akhirnya pihak Puskesmas melakukan penjemputan paksa, tetapi saat didatangi petugas, E dan keluarganya sudah tidak ada di kediamannya.
"Jumat sore sudah tidak ada di rumahnya saat mau dijemput. Akhirnya kita cari mulai Jumat sore sampai Minggu itu enggak ketemu, kan bahaya dia positif
Petugas kesehatan telah mencari keberadaan E selama tiga hari, namun keberadaan ibu rumah tangga berusia 42 tahun dan keluarganya tidak diketahui.
Setelah melakukan pelacakan, tim mendapatkan informasi jika pasien sedang mencari dukun untuk berobat.
"Nah pas hari Senin itu pukul 12.00 WIB dapat kabar bahwa pasien ini berobat ke dukun."
"Memang di Sukamakmur ada dukun yang tenar bisa mengobato segala macam penyakit katanya."
Baca: Penyaluran Bansos Tunai (BST) di Kota Bogor, Bima Arya: Warga Bisa Daftar di Aplikasi Salur
"Kecurigaan kita benar, ternyata pasien ada di sana setelah kita cek nama dia," papar Teguh.
Selanjutnya, E bersama anak dan suaminya dijemput oleh petugas kesehatan di rumah seorang dukun di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Mereka dijemput delapan petugas menggunakan APD lengkap.
E dan keluarganya kemudian dibawa ke RSUD Cileungsi menggunakan ambulans.
Pasien lain dan dukun jadi ODP
Saat dijemput, ternyata E dan keluarganya sudah dua hari tinggal di rumah dukun.
Selama tinggal di sana, E telah berbaur dengan warga yang sedang berobat pada dukun tersebut.
Sehingga total ada 10 orang yang berstatus orang dalam pengawasan (ODP) termasuk dukun yang didatangi E.
"Pas kita ke sana, ternyata mereka kaget dan pengakuannya sudah dua hari di sana."
"Berbaur dengan warga yang sedang berobat ke dukun, ada sekitar 10 orang, jadi dukun ini juga menerima rawat inap di sana," ungkap Teguh.
Baca: Sejumlah Orang Jadi Berstatus ODP Akibat Pasien Positif Covid-19 Kabur ke Dukun
Petugas kemudian memeriksa kondisi para pasien yang kontak erat dengan E.
Tak hanya itu, petugas juga memeriksa lingkungan sekitar rumah dukun dan kamar pemeriksaan pasien.
"Kita sudah tracing pendataan disinfektan, pembagian masker."
"Nanti rencana kita mau tes kepada orang termasuk dukun itu, kemudian isolasi mandiri itu yang penting," jelas Teguh.
Bupati Boogor ungkap alasan pasien positif corona berobat ke dukun
Mengutip dari Kompas.com, Bupati Bogor, Ade Yasin menyebut, pasien positif corona yang pergi ke dukun harus reedukasi kembali ke rumah sakit.
"Terkait posisi satu pasien positif yang kabur ke dukun itu, Alhamdulillah sudah kita ambil kembali untuk diisolasi sambil diberi pemahaman," kata Ade.
Ade menilai bahwa isolasi dan reedukasi sangat penting.
Pasalnya, masyarakat yang ada di wilayah ujung paling timur di Kabupaten Bogor itu kebanyakan belum paham bahaya virus corona bagi lingkungannya.
Baca: Kisah Samsu Bangunkan Warga Untuk Mengungsi Hingga Tewas Tertimbun Longsor di Leuwisadeng Bogor
"Ini penyebabnya belum paham bahayanya Covid-19 dan tidak tereduksi dengan baik karena kan terjadi di wilayah yang memang paling jauh dan paling timur (pelosok) Kabupaten Bogor," ungkapnya.
Ade mengaku sangat menyayangkan sikap warganya yang selama ini tidak mematuhi anjuran menjaga kesehatan.
Menurutnya, hal itu berpotensi menularkan virus corona di wilayah Kecamatan Sukamakmur yang masuk wilayah zona hijau.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Afdhalul Ikhsan)