Cerita ABK di Surabaya Nekat Pulang ke Padalarang: Sempat Jalan Kaki 15 Km, Baru Sampai DIY
Nasib ABK asal Padalarang. Terpaksa menumpang hingga jalan kaki 15 kilometer agar bisa sampai kampung halaman
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pandemi virus corona atau Covid-19 berdampak terhadap perekonomian dunia.
Kebijakan lockdown atau karantina 'mencekik' pengusaha dan akhirnya gelombang pemutusan hubungan kerja ( PHK ) pun tak terelakkan.
Baca: Bidan Positif Covid-19, Puskesmas di Denpasar Tutup 14 Hari Hingga 50 Orang Dites Corona
Kebijakan ini juga membuat arus transportasi tersendat, bahkan lumpuh total.
Untuk yang sudah terlanjur beroperasi, seperti kapal, terpaksa tidak bisa meneruskan perjalanan kembali.
Seperti yang dialami Agus Siregar.
Dia adalah anak buah kapal ( ABK ) asal Padalarang, Kabupaten Bandung Barat
Pria berusia 56 tahun ini hanya satu dari diantara puluhan atau bahkan ratusan ABK yang tak bisa melaut lantaran beberapa wilayah telah berlakukan karantina.
Agus sudah satu bulan penuh terkatung-katung di pelabuhan Tanjung Perak, Kota Surabaya.
Kapal yang biasa membawanya melaut terjebak lockdown di Surabaya dan sudah tidak lagi beroperasi.
Akhirnya, Agus pun memilih untuk pulang kampung.
Namun, ia bingung lantaran bus jarak jauh sudah tidak beroperasi mulai April lalu.
Pria yang sudah puluhan tahun berprofesi sebagai ABK ini pun tak tahu, harus pulang menggunakan moda transportasi apa.
Kapal bugis yang biasa membawanya ke perairan Kalimantan pun sudah tidak beroperasi dan menepi di Tanjung Perak mulai Maret lalu.
Yang ia butuhkan saat ini hanyalah bagaimana untuk sampai di Padalarang dengan selamat.