Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pilu Pemakaman Bayi PDP Covid-19 Berusia 10 Hari, Petugas Tahan Tangis saat Azani Jenazah

Pemakaman bayi PDP Covid-19 berusia 10 hari penuh duka, petugas yang mengazani jenazah menahan tangisnya.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kisah Pilu Pemakaman Bayi PDP Covid-19 Berusia 10 Hari, Petugas Tahan Tangis saat Azani Jenazah
Dokumentasi Wisnu
Petugas menyalatkan jenazah bayi berusia 10 berstatus PDP Covid-19 di Bantul. 

Pasalnya, dalam foto itu terlihat para relawan yang menguburkan bayi tersebut memakai hazmat dengan coretan di punggung mereka.

"Surga menantimu dek bayi," begitu bunyi tulisan berspidol hitam di baju hazmat mereka.

Di bawah tulisan tersebut juga tergambar lambang love.

Saat dikonfirmasi, Wisnu mengatakan, coretan di baju hazmat mereka sebagai sebuah penanda dan pesan.

Tak hanya itu, setiap pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19, Wisnu dan timnya selalu menuliskan sesuatu di baju hazmat mereka.

"Kadang-kadang kita tulisin nama anak atau kadang-kadang seperti kemarin (Surga menantimu dek bayi)."

"Dulu pernah kita menuliskan nama jenazahnya di setiap APD kami, itu sebagai bentuk empati dari jenazah yang kami urus," terang Wisnu.

Berita Rekomendasi

Selain itu, terkadang Wisnu dan timnya juga menuliskan pesan untuk masyarakat di baju hazmat mereka.

"Intinya sebagai penanda juga," tegasnya.

Baca: Kisah Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19, Protes dari Keluarga Korban Hingga Berusaha Tak Tertular

Pesan untuk masyarakat

Wisnu juga mengingatkan masyarakat agar mematuhi anjuran untuk tetap menjaga jarak, dan tidak bepergian untuk memutus rantai penularan virus corona.

"Kita mohon sekali kepada semua masyarakat Indonesia ini sabarlah dikit."

"Tetaplah di rumah, jaga jarak, nggak usah mudik lah, nggak usah pergi-pergi dulu."

"Jangan paksa kami untuk ngubur-ngubur kayak gitu, sabarlah sebentar."

"Kita bareng-bareng untuk memutus rantai peularan dari Covid-19 ini. Jangan di remehkanm, ini memang penyakit yang bisa membunuh banyak orang, kita belum punya vaksinnya," tandasnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas