Cerita Pilu Bocah 12 Tahun di Takalar, Seorang Diri Rawat Ibu yang Lumpuh dan Ayah Kena Stroke
Segala kebutuhan sehari-hari keluarga harus dijalani oleh Babil, meski usianya masih terbilang anak-anak
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
![Cerita Pilu Bocah 12 Tahun di Takalar, Seorang Diri Rawat Ibu yang Lumpuh dan Ayah Kena Stroke](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bocah-12-tahun-rawat-orangtua.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, TAKALAR - Cerita pilu datang dari Dusu Topejawa Lama, Desa Topejawa, Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Seorang bocah SD 12 tahun bernama Muhammad Bil Sabri Rahmat tidak seperti kebiasaan umum anak-anak seusianya.
Baca: Meski Dinyatakan Positif Corona, George Floyd Tidak Meninggal karena Covid-19
Ketika pulang sekolah, biasanya anak-anak akan bermain di luar, namun tidak bagi bocah yang akrab disapa Babil ini.
Dia harus merawat kedua orangtuanya di gubuknya, Dusun Topejawa Lama, Desa Topejawa, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Ibunya, Karannua Daeng Sunggu (43), mengalami kelumpuhan total sejak 8 tahun lalu akibat infeksi tulang.
"Ibunya tidak bisa apa apa biar tangannya goyang susah karena infeksi tulang," kata Supiana, tetangga Babil, saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (4/6/2020).
Sementara ayahnya, Kamaluddin Daeng Beta (39) juga mengalami kelumpuhan sejak Desember 2019 akibat stroke.
Segala kebutuhan sehari-hari keluarga harus dijalani oleh Babil, meski usianya masih terbilang anak-anak.
"Anaknya semua yang kerja termasuk mandikan kedua orangtuanya," kata Supiana.
Sebenarnya keluarga kecil ini pernah mengalami kehidupan yang lebih baik.
Puluhan tahun silam Kamal dan istrinya merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur, untuk mengadu nasib dengan membuka usaha warung Coto Makassar.
Belasan tahun membina rumah tangga, Babil pun lahir sebagai putra tunggal.
Empat tahun kemudian ibunya mengalami kelumpuhan hingga Kamal harus gulung tikar dan kembali ke kampung halaman.
"Terpaksa pulang kampung karena ibunya kena penyakit di sana (Samarinda)," kata Daeng Rampu, tetangga Babil lainnya.