Kasus Pemukulan 3 Driver Ojol oleh Debt Collector di Surabaya Dilaporkan ke Polisi
Kegaduhan itu mulanya disebabkan dari percekcokan antara debitur yang merupakan driver ojek online dengan sejumlah diduga debt collector.
Editor: Dewi Agustina
Padahal, menurut David, seharusnya debt collector tidak ada sesuai dengan kebijakan Presiden saat diutarakan pada 3 Maret lalu.
"Yang kami sayangkan, kenapa ada debt collector ini. Harusnya kan sudah tidak ada sesuai perintah Pak Presiden," tambahnya.
Akibat peristiwa tersebut tiga driver ojek online dirawat di Rumah Sakit Adi Husada Surabaya.
"Bisa lihat sendiri, ada yang bawa kayu. Batu. Teman kami driver ojek online alami luka dan dirawat di RS Adi Husada Surabaya," tandasnya.
Kapolsek Genteng AKP Anggi Ibrahim Saputra membenarkan peristiwa tersebut.
Menurutnya, insiden itu dipicu kesalahpahaman antara dua kubu yang tidak terlibat secara langsung dengan kepentingan relaksasi kredit.
Baca: Dirundung Kesedihan, Soimah Bagikan Kabar Duka dari Orang Terpenting dalam Hidupnya
Baca: Muzdalifah Genap Berusia 42 Tahun, Fadel Islami Berdoa Agar Diberi Momongan
"Kan ada lima debitur menanyakan program relaksasi. Kebetulan itu driver ojek online. Awalnya pengajuan itu tidak ada kata sepakat antara kreditur dan debitur. Sehingga diminta untuk kembali lagi nantinya akan diproses pengajuan ke pusat lagi. Sudah clear. Tetapi di luar ternyata sudah banyak massa debt collector sehingga terjadi adu mulut," kata Anggi saat dikonfirmasi.
Mmassa kedua kubu yang terlibat kerusuhan itu bahkan tak mengerti persoalannya.
"Sebenarnya yang memiliki masalah kredit sudah selesai. Bahkan, saya kumpulkan lagi dan benar sudah selesai sementara massa di luar ini tidak tahu masalahnya. Ricuh sendiri bahkan ada yang saling kejar, mukul dan ada yang merekam," kata Anggi.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 3 Driver Ojol di Surabaya Digebuki Pakai Kayu dan Batu oleh Debt Collector Berujung ke Rumah Sakit