Sepi Job Akibat Pandemik Covid-19, SPG Nekat Berbuat Kriminal, Alasannya Tak Punya Uang untuk Makan
Awal mula kejadian itu, dilakukan saat Ratna meminta tolong kepada Agus untuk pinjam motor selama tujuh hari.
Editor: Hasanudin Aco
"Hasilnya benar ada seorang mucikari yang mengendalikan transaksi jasa seks tersebut di Surabaya,"kata Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya,AKP Iwan Hari Purwanto, Rabu (15/4/2020).
Dari ketiganya, polisi menemukan 600 pekerja seks komersial yang ditawarkan para mucikari tersebut.
Pendalaman polisi, para korban yang juga pekerja seks komersial itu menawarkan diri kepada tiga muncikari untuk dicarikan pelanggan pria hidung belang.
"Selain dari mulut ke mulut karena memang kenal, ada pula yang menawarkan diri kepada tiga muncikari itu dengan motif membutuhkan uang," tambah Iwan.
Para korban yang kebanyakan SPG event, mahasiswi, model dan juga pekerja kantor itu mengaku membutuhkan uang untuk bisa bergaya hidup borjuis.
"Bukan hanya kebutuhan, latar belakang motifnya memang gaya hidup borjuis, mewah. Jadi mereka kebanyakan menawarkan diri ke muncikari ini" tandas Iwan.
Golongan Tarif
Tiga Mucikari yang ditangkap Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya buka suara soal modusnya.
"Di sana akan diberikan foto perempuannya berikut tarif sekali kencannya," kata Iwan, Rabu (15/4/2020).
Setelah sepakat, Lisa kemudian mengatur di mana hotel yang pas untuk melayani pelanggannya.
"Anak buah dihubungi dan diminta untuk datang ke hotel yang sudah disediakan tersangka. Di sana korban dan tamu akan bertemu di hotel," tambahnya.
Setelah dua kali transaksi, Lisa kemudian memasukkan para tamu itu ke sebuah grup WhatsApp untuk kemudian dipilah menjadi tiga klasifikasi, layanan biasa, sedang dan premium.
"Untuk harganya biasa itu di bawah 5 juta, sedang antara 5 sampai 10 juta dan kalau premium itu di atas 10 juta," lanjut Iwan.
Hasil pemeriksaan menyebutkan jika para pelanggan Lisa dan dua muncikari lainnya beragam.