Ibu 2 Bocah yang Dibunuh Ayah Tiri Alami KDRT, Sempat akan Dihabisi Suami: Muka Biru, Mata Berdarah
Fathuljanah (30), ibu kedua bocah korban pembunuhan sadis ayah tirinya di Jalan Brigjen Katamso, ngaku pernah mendapat perlakuan kekerasan dari suami.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Fathuljanah (30), ibu kedua bocah korban pembunuhan sadis ayah tirinya di Jalan Brigjen Katamso, mengaku pernah mendapat perlakuan kekerasan dari suaminya tersebut.
Bahkan, Fathuljanah mengaku pernah dua kali hendak dibunuh suaminya.
"Aku pernah ingin dibunuhnya dua kali, yakni saat berada di Delitua dan di sekitar sini, dekat sini," ungkap Fathuljanah saat dimintai keterangan di rumah duka, Senin (22/6/2020).
Ia menuturkan, percobaan pembunuhan yang kedua terjadi beberapa bulan lalu.
Saat itu, keluarga Fathuljanah sempat ingin mengadu ke Polsek Medan Kota.
"Pas di belakang rumah ini (ada rumah dekat rumah orangtuanya), aku dicekiknya, dikiranya aku mati, datang lagi dia," sambungnya.
Baca: Pengakuan Ayah Pembunuh 2 Anak Tiri di Medan, Kesal Gara-gara Korban Sebut Dirinya Bapak Pelit
Baca: Kronologi Kakak Beradik di Medan Tewas Dianiaya Ayah Tiri, Awalnya Korban Merengek Minta Es Krim
Baca: Dua Bocah Diduga Dibunuh Ayah Tiri: Kalau Polisi Tak Bisa Menghukum Mati, Biar Kami yang Menghukum
Lebih detailnya, dia menjelaskan kondisinya parah akibat perlakuan kekerasan suaminya sendiri, yang kemudian dijadikan sebagai tersangka pembunuhan kedua bocah tersebut.
"Pokoknya, muka saya sudah biru-biru, mata saya ini sudah berdarah. Ini enggak nampak lagi putihnya lagi ya kan, enggak bisa jalan, enggak bisa ke mana-mana," ujarnya.
Dia menuturkan, dirinya baru dua tahun berumah tangga bersama tersangka.
"Kami sudah menikah itu dua tahun. Dia lajang dan saya janda. Saya sudah punya anak dua, tapi sekarang sudah meninggal," pungkasnya.
17 Adegan Prarekonstruksi
Petugas gabungan dari Polrestabes Medan dan Polsek Medan Kota melaksanakan prarekonstruksi kasus pembunuhan sadis yang dilakukan Rahmadsyah (30) terhadap dua anak tirinya di Jalan Brigjen Katamso Medan, Senin (22/6/2020) sore.
Pantauan di lokasi, personel kepolisian sempat membatalkan jalannya prarekonstruksi lantaran ramainya warga menyesaki lokasi.
Setelah massa membubarkan diri, personel kepolisian melanjutkan jalannya prarekonstruksi.