6 Polisi Terluka saat Demo Tuntut Kepala Desa Lengser di Madina, Ada yang Luka Robek di Kelopak Mata
Setidaknya enam anggota kepolisian menjadi korban saat melakukan pengamanan dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga di Madina.
Editor: Miftah
"Unjuk rasa masalah sembako," jawabnya singkat, Senin (29/6/2020) malam.
Komandan Batalyon C Brimob Kompol Buala Zega kepada wartawan mengatakan, sampai saat ini unjuk rasa masih berlanjut.
"Info lanjut nanti dikabari," ujarnya, Senin malam.
Ia mengaku, sampai saat ini, pihaknya sedang berada di lokasi untuk mengamankan situasi yang tengah memanas.
"Personel Batalyon C sebanyak 1 SSK sudah disiagakan," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan rompi PHH 70 unit, Tameng Sekat 30 unit, Tameng Fiber 30 unit, Tongkat Lecut 30 unit, senjata PHH Flas Ball dua pucuk, Helm Kevlar sebanyak 33 buah dan Body Vest sebanyak 33 buah.
"Kita juga menyiagakan Ranjabyon sebanyak satu unit dan kendaraan dinas R6 sebanyak tiga unit," ujarnya.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, mengungkapkan awal kericuhan dilatari adanya sejumlah warga yang tidak mendapat bantuan langsung tunai (BLT) yang bersumber dari dana desa (DD).
"Jadi masyarakat melakukan unjuk rasa dengan tuntutan meminta kepala desa (Kades) Mompang Julu, untuk turun. Karena ada masyarakat yang tidak mendapat bantuan tersebut," kata Kombes Tatan, Senin malam.
Ia mengatakan, keributan pecah sekitar pukul 17.30 WIB.
Pasalnya, tanggapan dari masyarakat tidak diindahkan.
"Untuk masalah berapa banyak masyarakat yang tidak mendapat bantuan, masih dalam penyelidikan. Nanti akan kita kabari lebih lanjut," kata pria dengan melati tiga di pundaknya ini.
Mantan Wakapolrestabes Medan ini menambahkan, agar keributan tidak berlarut-larut, pihaknya meminta bantuan Brimob Polda Sumut untuk melakukan pengamanan aksi unjuk rasa yang sudah mulai anarkis.
Mengenai apakah ada kendaraan dinas dari Wakapolresta Madina yang menjadi korban amuk pengunjuk rasa, Tatan membenarkan.