Pengakuan Pasutri Penjual Daging Oplosan: Ide dari Istri, Raup Keuntungan Hingga 60 Juta
Saat diamankan, pasutri ini mengaku sudah 6 tahun menjual daging babi sejak tahun 2014 hingga sekarang
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Sementara salah satu rumah makan di Bandung belum diamankan lantaran rumah makan tersebut tutup selama pandemi Covid-19.
Raup Untung hingga Rp 60 Juta
Daging celeng oplosan itu dijual R dengan menawarkan daging tersebut ke pelanggannya.
R menjual daging celeng tersebut seharga Rp 50 ribu per kilonya.
"Sekali kirim 30 kilogram, paling banyak 60 kilogram," kata R.
Akan tetapi menurut R, pengiriman tak dilakukan tiap bulan, melainkan tergantung barang ada atau tidaknya.
"Kadang sebulan, kadang dua bulan sekali gimana barang," katanya.
Namun ia mengaku bahwa dalam sebulan bisa mengirim daging celeng sebanyak 70 kilogram.
"Keuntungan pertahunnya 60 juta," ucap R. Hasil keuntungan tersebut dipakai R dan suaminya sehari-sehari.
Menurut Yoris, faktor ekonomi menjadi motif dibalik penjualan babi celeng itu.
Para tersangka melakukan perbuatan tersebut untuk kepentingan keuntungan ekonomi mereka.
"Jadi motifnya memang untuk mendapat keuntungan ekonomi. Karena harga daging babi ini lebih murah dari daging sapi. Daging babi yang ada dicampur dengan daging sapi, dioplos, diperjualbelikan, dengan sengaja, seolah-olah itu daging sapi," kata Yoris.
Terancam 5 Tahun Penjara
Saat ini polisi telah mengamankan 5 orang pelaku yang telibat dalam jual-beli daging celeng oplosan tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.