Antisipasi Kelangkaan Pangan dengan Berdayakan Petani Lokal
produk hortikultura dari Kabupaten Gorontalo berpotensi besar dan berperan aktif menjaga swasembada pangan nasional.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi pangan dan pertanian di bawah Pererikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan ancaman krisis pasokan pangan di tengah pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Sebagai upaya mengantisipasi kelangkaan pangan, Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel bersama Petrokimia Gresik, menggelar panen raya tanaman hortikultura di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten/Provinsi Gorontalo,
Sabtu (4/7/2020).
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mengatakan produk hortikultura dari Kabupaten Gorontalo berpotensi besar dan berperan aktif menjaga swasembada pangan nasional.
Baca: Petrokimia Gresik Gelontorkan Rp 7,9 Miliar untuk Penanggulangan Covid-19
Untuk itu, kegiatan produksi pertanian di masa pandemi ini harus semakin digenjot, mengingat masyarakat sangat membutuhkan stok pangan yang sehat sebagai kebutuhan dasar meningkatkan imun tubuh dalam upaya memerangi penyebaran Covid-19.
“Pangan adalah kebutuhan dasar, strategi pencegahan penyebaran Covid-19 yang disusun oleh pemerintah hanya akan efektif jika pangan pokok untuk rakyat tersedia,” ujar Rahmad, dalam keterangannya, Sabtu (4/7/2020).
Berkat kerjasama ini, produktivitas jagung dalam panen meningkat hingga 2 kali lipat. Dimana untuk satu hektare lahan demonstration plot (demplot) menghasilkan jagung pipilan 10,1 ton.
Sedangkan kebiasaan petani setempat hanya menghasilkan 5 ton per hektare. Demplot jagung ini tidak hanya dilakukan di Desa Tolotio, tapi juga Desa Dutulana’a dan Desa Molowahu.
Selain jagung, kerjasama ini direalisasikan dalam demplot tomat dan cabai di Desa Tenilo dengan peningkatan produktivitas yang juga signifikan, yaitu tomat 43,2 ton, serta cabai 12 ton.
Panen tomat ini meningkat 80 persen (naik 19,2 ton) dari sebelumnya 24 ton. Sedangkan panen cabai meningkat 50 persen (naik 4 ton) dari produktivitas sebelumnya 8 ton setiap hektare.
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan dalam demplot ini pupuk yang digunakan adalah pupuk non-subsidi, dengan komposisi yang disarankan oleh PT Petrokimia Gresik. Salah satu pupuk yang digunakan adalah Phonska Plus, produk NPK unggulan Petrokimia Gresik.
Adapun pola pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik dalam demplot ini, untuk tanaman jagung menggunakan pupuk organik Petroganik (500 kg/ha), NPK Phonska Plus (300 kg/ha) dan Urea (300 kg/ha). Sedangkan untuk tomat dan cabai masing-masing menggunakan Petroganik (2.000 kg/ha), NPK Phonska Plus (800 kg/ha), serta ZA (200 kg/ha).
Ini adalah upaya etrokima Gresik sebagai Solusi Agroindustri, dengan menghadirkan produk berkualitas untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keberlanjutan pertanian.
“Kami berhasil menjawab tantangan Bapak Rachmat Gobel, menanam tanaman hortikultura tanpa menggunakan pupuk subsidi, dan hasilnya terbukti luar biasa,” terang Rahmad.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.